MASTITIS
| --- | --- | --- | | | No. ICPC-2 | : X21 Breast symptom/complaint female other | | | No. ICD-10 | : N61 Inflammatory disorders of breast |
Tingkat Kemampuan 4A Masalah Kesehatan
Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan.
Kejadian mastitis berkisar 2-33% dari ibu menyusui dan lebih kurang 10% kasus mastitis akan berkembang menjadi abses (nanah), dengan gejala yang makin berat.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
a. Nyeri dan bengkak pada daerah payudara, biasa pada salah satu payudara
b. Adanya demam >380 C
c. Paling sering terjadi di minggu ke 3 - 4 postpartum
Gejala klinis
a. Demam disertai menggigil
b. Dapat disertai demam > 380C
c. Mialgia
d. Nyeri didaerah payudara
e. Sering terjadi di minggu ke–3 dan ke–4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama menyusui
Faktor Risiko
a. Primipara
b. Stress
c. Tehnik menyusui yang tidak benar, sehingga proses pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik. (menyusui hanya pada satu posisi)
d. Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara.
e. Pemakaian bra yang terlalu ketat
f. Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat menimbulkan trauma pada puting susu.
g. Terdapat luka pada payudara.
h. Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi).
b. Pemeriksaan payudara
-
payudara membengkak
-
lebih teraba hangat
-
kemerahan dengan batas tegas
-
adanya rasa nyeri
-
unilateral
-
dapat pula ditemukan luka pada payudara Pemeriksaan penunjang : -
Penegakan Diagnostik(Assessment) Diagnosis klinis
Diagnosis klinis dapat di tegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain :
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.
b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu.
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya.
Diagnosis Banding:- Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
a. Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.
b. Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
c. Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas Medikamentosa
a. Berikan antibiotika
-
Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari
-
ATAU Eritromisin 250 mg per oral 3 x 1 sehari selama10
hingga 14 hari
b. Analgetik parasetamol 3x500 mg per oral
c. Lakukan evaluasi setelah 3 hari. Komplikasi:
a. Abses mammae
b. Sepsis
Konseling dan Edukasi
a. Memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI dan mendorong ibu untuk tetap menyusui,
b. Menyusui dapat dimulai dengan payudara yang tidak sakit.
c. Pompa payudara dapat di lakukan pada payudara yang sakit jika belum kosong setelah bayi menyusui.
d. Ibu dapat melakukan kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
e. Ibu harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari infeksi yang tidak diinginkan.
Peralatan
a. Lampu
b. Kasa steril
c. Sarung tangan steril
d. Bisturi
Kriteria Rujukan
Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam.
Referensi
a. Prawirohardjo, S. Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T. Wiknjosastro Gulardi H. _Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo._Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010: Hal 380, 652-653(Prawirohardjo, et al., 2010)
b. Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2013.