Otitis Media Akut
No. ICPC-2 : H71. Acute otitis media/myringitis No. ICD-10 : H65.0. Acute serous otitis media H65.1. Other acure nonsuppurative otitis media
H66.0 Acute suppurative otitis media
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)
a. Stadium oklusi tuba
Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.
b. Stadium hiperemis
Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi
/anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
c. Stadium supurasi
Sama seperti stadium hiperemis
d. Stadium perforasi
Keluar sekret dari liang telinga
e. Stadium resolusi
Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila perforasi permanen, pendengaran dapat tetap berkurang.
Faktor Risiko
a. Bayi dan anak
b. Infeksi saluran napas atas berulang
c. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
d. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down
e. Paparan asap rokok
f. Alergi
g. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Suhu dapat meningkat
b. Otoskopi
Tabel 5.1 Hasil otoskopi pada OMA
Stadium OMA | Tampilan |
Stadium oklusi tuba | Membran timpani suram, retraksi, dan refleks cahayanya hilang |
Stadium hiperemis | Membran timpani hiperemis dan edema |
Stadium supurasi | Membran timpani menonjol ke arah luar (bulging) berwarna kekuningan |
Stadium perforasi | Perforasi membran timpani Liang telinga luar basah atau dipenuhi sekret |
Stadium resolusi | Membran timpani tetap perforasi atau utu Sekret di liang telinga luar sudah berkurang atau mengering |
c. Tes penala
Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu: tes Rinne (-) dan tes Schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes Weber terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
Pemeriksaan Penunjang
Audiometri nada murni, bila fasilitas tersedia
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding
Otitis media serosa akut, Otitis eksterna Komplikasi
a. Komplikasi intra-temporal: Labirinitis, Paresis nervus fasialis,
Petrositis, Hidrosefalus otik
b. Komplikasi ekstra-temporal / intrakranial: Abses subperiosteal, Abses epidura, Abses perisinus, Abses subdura, Abses otak, Meningitis, Trombosis sinus lateral, Sereberitis
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan Medikamentosa
a. Topikal
- Pada stadium oklusi tuba, terapi bertujuan membuka kembali tuba eustachius. Obat yang diberikan adalah:
a) Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda asing.
b) Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing.
c) Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G.
d) Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.
e) Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing.
- Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga:
a) H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit.
b) Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
c) Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu
b. Oral Sistemik: antibiotik, antihistamin (bila terdapat tanda- tanda alergi), dekongestan, analgetik / antipiretik
Konseling dan Edukasi
-
Untuk bayi / anak, orang tua dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6 bulan sampai 2 tahun.
-
Menghindarkan bayi / anak dari paparan asap rokok.
Pencegahan
Imunisasi Hib dan PCV perlu dilengkapi, sesuai panduan Jadwal Imunisasi Anak tahun 2014 dari IDAI.
Tabel 5.2. Daftar antibiotik untuk terapi OMA
Obat | Dewasa | Anak |
Amoxicillin | 3 x 500 | 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 |
mg/hari selama 10- 14 hari | dosis per hari | |
Trimetoprim – Sulfametoksazol | 2 x 160 mg TMP/hari | 8 – 20 mg TMP/kgBB/hari, dibagi 2 dosis per hari |
Amoxicillin – Asam Clavulanat | 3 x 500 mg / hari | 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis per hari |
Erithromycin | 4 x 500 mg/hari | 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis per hari |
Kriteria Rujukan
a. Jika terdapat indikasi miringotomi.
b. Bila terjadi komplikasi dari otitis media akut.
Peralatan
a. Lampu kepala
b. Corong telinga
c. Otoskop
d. Aplikator kapas
e. Garputala
f. Suction
Prognosis
a. Ad vitam: Bonam
b. Ad functionam: Bonam
c. Ad sanationam: Bonam
Referensi
a. Adam, GL. Boies LR. Higler, Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
b. Hafil, F., Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.
c. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill. 2003.
d. Revai, Krystal et al. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. PEDIATRICS Vol. 119 No. 6 June 2007, pp. e1408- e1412.2007. (Reyai, 2007)