LIPIDEMIA
| --- | --- | --- | | | No. ICPC-2 | : T93 Lipid disorder | | | No. ICD-10 | : E78.5 Hiperlipidemia |
Tingkat Kemampuan 4A Masalah Kesehatan
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunanfraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut (SKA).
Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh).
Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan:
a. Kadar kolesterol total
b. Kolesterol LDL
c. Kolesterol HDL
d. Trigliserida plasma
Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Tabel 12.3 Interpretasi kadar lipid plasma berdasarkan NECP (National Cholesterol Education Program)
Kolesterol LDL < 100 mg/Dl Optimal
100-129 mg/dL Mendekati optimal
130-159 mg/dL Borderline
160-189 mg/dL Tinggi
≥ 190 mg/dL Sangat tinggi Kolesterol Total < 200 mg/dL Diinginkan 200-239 mg/dL Borderline
≥ 240 mg/dL Tinggi Kolesterol HDL < 40 mg/dL Rendah
≥ 60 mg/dL Tinggi
Trigeliserida < 150 mg/dL Optimal
150-199 mg/dL Borderline
200-499 mg/dL Tinggi
≥ 500 mg/dL Sangat tinggi
Diagnosis Banding : - Komplikasi
Penyakit jantung koroner, stroke
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan penilaian jumlah faktor risiko penyakit jantung koroner pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai.
Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP III:
Tabel 12.4 Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL
Perokok sigaret
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi) Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL
≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total
Riwayat keluarga PJK dini yaitu ayah usia< 55 tahun dan ibu< 65 tahun
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.
b. Setelah menemukan banyaknya faktor risiko pada seorang pasien, maka pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko penyakit arteri koroner yaitu risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 12.5 Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP (Sudoyo, 2006)
Kategori Risiko Sasaran Kolesterol LDL (mg/dl)
- Risiko Tinggi
a. Mempunyai Riwayat PJK dan
b. Mereka yang mempunyai risiko yang disamakan dengan PJK
· Diabetes Melitus
· Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta abdominalis
· Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko) yang mempunyai risiko PJK dalam waktu 10 tahun > 20 % (lihat skor risiko Framingham)
-
Risiko Multipel (≥2 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun< 20%
-
Risiko Rendah (0-1 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun<
<100 <130 <160
10 %
c. Selanjutnya penatalaksanaan pada pasien ditentukan berdasarkan kategori risiko pada tabel diatas. Berikut ini adalah bagan penatalaksanaan untuk masing-masing kategori risiko:
Gambar 12.3 Penatalaksanaan untuk masing-masing kategori risiko
d. Terapi non farmakologis
- Terapi nutrisi medis
Pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan trigliserida tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak
-
Aktivitas fisik
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan kemampuannya.
e. Tata laksana farmakologis
Terapi farmakologis dilakukan setelah 6 minggu terapi non farmakologis.
Tabel 12.6****Obat hipoglikemik dan efek terhadap kadar lipid plasma
Jenis****Obat Kolesterol LDL Kolesterol
HDL
Trigliserida
Statin | ↓ 18 – 55 % | ↑ 5- 15 % | ↓ 7 – 30 % |
Resin | ↓ 15 – 30 % | ↑ 3- 5 % | - |
Fibrat | ↓ 5 – 25 % | ↑ 10 - 20 % | ↓ 20 – 50 % |
Asam | ↓ 5 – 25 % | ↑ 15- 35 % | ↓ 20 – 50 % |
Niko | |||
tinat | |||
Ezetimibe | ↓ 17 – 18 % | ↑ 3- 4 % | - |
Tabel 12.7 Obat Hipolopidemik
Jenis Obat Dosis Efek Samping
Resin
Kolestiramin 4 – 16 gram/hari Konstipasi, gangguan Golongan Asam
Nikotinat
Asam Nikotinat Lepas cepat 1,5-3
gram/hari
Lepas lambat 1-2 gram/hari
Golongan Statin
Flushing, hiperglikemia, hiperuricemia, hepatotoksik, gangguan saluran cerna
Fluvastatin Lovastatin Pravastatin Simvastatin Atorvastatin Rosuvastatin Pitavastatin
Golongan Asam
Fibrat Fenofibrat Gemfibrozil
Penghambat Absorbsi Kolesterol
20 – 80 mg malam
hari
5 – 40 mg malam hari
5 – 40 mg malam hari
5 – 40 mg malam hari
10 – 80 mg malam
hari
10 – 40 mg malam
hari
1 – 4 mg malam hari
145,160 mg 1x/hari
600 mg 2x/hari
900 mg 1x/hari
Miopati, Peningkatan SGOT/SGPT,
Rhabdomiolosis
Dispepsia, miopati Kontraindikasi: gangguan fungsi hati dan ginjal berat
Ezetimibe 10 mg 1x/ hari Dispepsia, sakit
kepala dan punggung
Konseling dan Edukasi
a. Perlu adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk mengatur diet pasien dan aktivitas fisik yang sangat membantu keberhasilan terapi.
b. Pasien harus kontrol teratur untuk pemeriksaan kolesterol lengkap untuk melihat target terapi dan maintenance jika target sudah tercapai.
Kriteria Rujukan
a. Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh spesialis.
b. Terdapat salah satu dari faktor risiko PJK
Peralatan
Pemeriksaan kimia darah
Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang tepat maka dapat dicegah terjadinya komplikasi akibat dislipidemia.
Referensi
a. Azwar, B. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Medan: FK USU.2004. (Azwar, 2004)
b. Darey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005. (Darey, 2005)
c. Ganiswarna, Sulistia. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.2007. (Ganiswarna, 2007)
d. Sudoyo, A. Setyohadi, B. Alwi, I. Setiati, S.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.2009.
e. PERKENI, Konsensus Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2012 (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2012)