Mata Kering/Dry Eye
No. ICPC-2 : F99 Eye/adnexa disease, other
No. ICD-10 : H04.1 Otherdisorders of lacrimal gland
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Mata kering adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi komponen air mata (musin, akueous, dan lipid). Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata dengan insiden sekitar 10-30% dari populasi dan terutama dialami oleh wanita berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab lain adalah meningkatnya evaporasi air mata akibat faktor lingkungan rumah, kantor atau akibat lagoftalmus.
Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan
Pasien datang dengan keluhan mata terasa gatal dan seperti berpasir. Keluhan dapat disertai sensasi terbakar, merah, perih dan silau. Pasien seringkali menyadari bahwa gejala terasa makin berat di akhir hari (sore/malam).
Faktor Risiko
a. Usia > 40 tahun
b. Menopause
c. Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis sistemik progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis, dan hemokromatosis
d. Penggunaan lensa kontak
e. Penggunaan komputer dalam waktu lama
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Visus normal
b. Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks
c. Penilaian produksi air mata dengan tes Schirmer menunjukkan
hasil<10 mm (nilai normal ≥20 mm).
Gambar 4.1. Tes Schirmer Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Tes Schirmer bila diperlukan Komplikasi
a. Keratitis
b. Penipisan kornea
c. Infeksi sekunder oleh bakteri
d. Neovaskularisasi kornea
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa atau sodium hialuronat.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Umumnya tidak diperlukan Konseling dan Edukasi
Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih reversibel.
Kriteria Rujukan
Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika keluhan tidak berkurang setelah terapi atau timbul komplikasi.
Peralatan
a. Lup
b. Strip Schirmer (kertas saring Whatman No. 41)
Prognosis
a. Ad vitam: Bonam
b. Ad functionam: Bonam
c. Ad sanationam: Bonam
Referensi
a. Gondhowiardjo, T. D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami. 1__th Ed. Jakarta: CV Ondo. 2006. (Gondhowiardjo & Simanjuntak, 2006)
b. James, Brus.dkk. _Lecture Notes Oftalmologi._Jakarta:Erlangga. 2005. (Brus, 2005)
c. Riordan, Paul E. Whitcher, John P. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Ed 17. Jakarta: EGC. 2009. (Riordan & Whitcher, 2009)
d. Sastrawan, D. dkk. _Standar Pelayanan Medis Mata._Palembang: Departemen Ilmu Kesehatan Mata RSUP M. Hoesin. 2007. (Sastrawan, 2007)
e. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V.Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2008. (Ilyas, 2008)
f. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I.Jakarta: Widya Medika. 2000. (Vaughn, 2000)
g. Sumber Gambar:http://www.thevisioncareinstitute.co.uk/library/