Skrofuloderma
No. ICPC-2 : A 70 Tuberculosis
No. ICD-10 : A 18.4 Tuberculosis of skin and subcutaneous tissue
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Skrofuloderma adalah suatu bentuk reaktivasi infeksi tuberkulosis akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit seperti limfadenitis atau osteomielitis yang membentuk abses dingin dan melibatkan kulit di atasnya, kemudian pecah dan membentuk sinus di permukaan kulit.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Skrofuloderma biasanya dimulai dengan pembesaran kelenjar getah bening tanpa tanda-tanda radang akut. Mula-mula hanya beberapa kelenjar diserang, lalu makin banyak sampai terjadi abses memecah dan menjadi fistel kemudian meluas menjadi ulkus. Jika penyakitnya telah menahun, maka didapatkan gambaran klinis yang lengkap.
Faktor Risiko
Sama dengan TB Paru
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Lokasi : leher, ketiak, lipat paha
Efloresensi : pembesaran kelenjar getah bening tanpa radang akut kecuali tumor dengan konsistensi bermacam-macam, periadenitis, abses dan fistel multipel, ulkus-ulkus khas, sikatriks- sikatriks yang memanjang dan tidak teratur serta jembatan kulit.
Pemeriksaan Penunjang
-
Pemeriksaan dahak
-
Pemeriksaan biakan Mycobacterium tuberculosis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Gambar 11.28 Skrofuloderma
Diagnosis Banding
Limfosarkoma, Limfoma maligna, Hidradenitis supurativa, Limfogranuloma venerum
Komplikasi :-
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan Sama dengan TB Paru Pengobatan sistemik:
Sama dengan TB Paru
Rencana tindak lanjut:
Memantau kriteria penyembuhan skrofuloderma, antara lain:
a. Semua fistel dan ulkus sudah menutup
b. Seluruh kelenjar limfe sudah mengecil (< 1 cm, konsistensi keras)
c. Sikatriks tidak eritematous
d. Laju Endap Darah menurun Konseling dan Edukasi
Sama dengan TB Paru
Peralatan
a. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan laju endap darah dan pemeriksaan BTA
b. Tes tuberkulin
Prognosis
Bonam
Referensi
a. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
b. Kementerian Kesehatan RI. 2008. Diagnosis dan Tata Laksana TB Pada Anak. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.
c. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.