Penilaian dan Stabilisasi Fraktur (Tanpa Gips)
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: mampu meminimalisasi pergerakkan otot dan tulang saat terjadi fraktur tanpa gips
Alat dan Bahan: -
Teknik Tindakan
a. Pertama, perkenalkan diri dahulu kepada pasien atau keluarga pasien yang menemani pasien atau bila sedang di jalan perkenalkan diri kepada orang-orang sekitar
b. Jelaskan kepada pasien tentang tata laksana yang akan dilakukan
c. Cuci tangan 7 langkah
d. Inspeksi dahulu dengan melihat:
-
Pergerakan abnormal dari komponen tulang dan sendi
-
Posisi abnormal dari bagian tubuh
-
Tonjolan tulang yang keluar melalui kulit
e. Bagian tubuh yang mengalami trauma harus diproteksi dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
-
Minta pasien untuk jangan banyak bergerak dan bantu pasien untuk menyangga bagian yang mengalami trauma.
-
Beri kompres dingin jika diperlukan.
-
Boleh diberikan perban bila proporsi anatomi bagian tubuh yang farktur tersebut intak.
-
Pasang bidai bila terlihat ada deformitas (gawat darurat) atau bila waktu tidak memungkinkan (saat malam hari) atau lokasi untuk ke rumah sakit jauh. Bidai harus terpasang melewati 2 sendi.
-
Saat bidai telah terpasang pastikan kembali tidak terlalu kencang untuk mencegah terjadinya kompartemen sindrom
-
Elevasi bagian distal yang mengalami cedera.
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Fraktur adalah patahnya tulang atau terputusnya kontinuitas tulang akibat trauma
b. Patah tulang biasanya selalu disertai dengan kerusakan jaringan lunak disekitarnya
c. Terkadang tidak mudah untuk membedakan antara kontusio, keseleo atau fraktur berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
d. Jika masih ragu apakah trauma tersebut adalah fraktur, tata laksana harus dilakukan dengan menganggapnya sebagai sebuah fraktur
Referensi
Robroek, WCL, Beek, Van de G. Skills in Medicinie: Bandages and Bandaging Techniques. Mediview: Maastricht University, Netherlands, 2009, p 38.