Pemeriksaan Ekstremitas Bawah
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan
Melakukan pemeriksaan dan menemukan kelainan pada:
a. panggul dan tungkai atas.
b. sendi lutut dan tungkai bawah.
c. pergelangan kaki dan kaki. Alat dan Bahan: Alat ukur meteran Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan Area Panggul dan Tungkai Atas
a. Inspeksi dimulai dengan mengevaluasi gaya berjalan pasien saat memasuki ruangan. Observasi lebar dasar panggul, pergeseran panggul dan fleksi lutut. Gaya berjalan yang normal mempunyai gerakan yang halus dan memiliki ritme yang terdiri dari 2 fase:
-
Stance: saat kaki menapak dan menahan berat badan (60% dari siklus berjalan)
-
Swing: saat kaki diayunkan dan tidak menahan berat badan (40% dari siklus berjalan)
Tumit kaki kaki kaki
siklus
kanan kiri mengangkat kiri kanan mengangkat selanjutnya
kontraksi kontraksi
0% 50%
100%
Waktu, persentase siklus 1
2
1 dan 2 = fase berjalan (stance)
3 4
3 dan 4 = fase mengayun (swing) Durasi siklus
Gambar 143. Fase berjalan
b. Observasi bagian lumbal untuk melihat adanya lordosis ringan.
c. Inspeksi permukaan anterior dan posterior dari panggul untuk melihat adanya atrofi otot atau adanya memar.
d. Palpasi bagian anterior dari panggul.
-
Kenali dulu krista iliaka di batas atas pelvis sejajar dengan L4
-
Identifikasi sias (spina iliaka anterior superior), kemudian identifikasi trochanter dari femur
-
Identifikasi simfisis pubis yang berada sejajar dengan
trochanter femur
Gambar 144. Sakrum
e. Palpasi bagian posterior dari panggul
- Palpasi posterior superior tulang iliaka langsung di bawah
dimple yang terlihat persis di atas bokong
-
Identifikasi tuberositas _ischial_dengan pedoman lipatan gluteal.
-
Sendi sakroiliaka dapat di palpasi untuk mendeteksi nyeri
f. Range of Motion (ROM): minta pasien untuk berbaring posisi terlentang
-
Gerakan fleksi: dengan posisi pasien terlentang, Pasien diminta untuk menekuk lutut ke arah dada.
-
Normalnya bagian anterior dari paha hampir dapat menyentuh dinding dada
-
Gerakan ekstensi: minta pasien telungkup, dan diminta mengangkat tungkai ke posterior.
-
Gerakan abduksi: pasien terlentang kemudian diminta mengabduksi tungkai ke lateral.
-
Gerakan adduksi: pasien terlentang diminta mengaduksi tungkai ke medial melewati garis tengah tubuh.
-
Gerakan rotasi eksternal: pasien terlentang diminta memfleksikan lutut 90° dan memutar panggul ke luar (putar tungkai bawah mendekati garis tengah sumbu tubuh).
-
Gerakan rotasi internal: pasien terlentang diminta memfleksi lutut 90° dan memutar panggul ke dalam (putar tungkai bawah menjauhi garis tengah sumbu tubuh).
Gambar 145. ROM panggul Pemeriksaan Lutut dan Tungkai Bawah
a. Inspeksi gaya berjalan pasien saat berjalan memasuki ruangan, lihat saat fase swing dan stance.
b. Cek keselarasan dan bentuk kedua lutut pasien dan observasi adanya atrofi pada otot quadrisep.
c. Lihat di bagian yang cekung sekitar patella, bengkak di sendi lutut, dan kantung suprapatela. Lihat apakah ada bengkak di sekitar lutut.
Gambar 146. Anatomi lutut
d. Palpasi
-
Minta pasien untuk duduk di ujung meja pemeriksaan dengan posisi lutut fleksi. Pada posisi ini lekukan tulang lebih terlihat dan otot, ligamen dan tendon lebih relaksasi. Beri perhatian pada tempat yang terdapat nyeri, karena problem lutut sering mengalami nyeri.
-
Palpasi sendi tibiofemoral: taruh ibu jari di jaringan lunak di kedua sisi tendon patela. Kenali lekukan sendi lutut. Identifikasi batas-batas femur distal dan tibia proksimal
-
Nilai kompartemen sendi medial dan lateral dengan lutut fleksi 90°.
-
Menilai kompartemen patelofemoral. Temukan lokasi patela dan cari tendon patela distal sampai menemukan tuberositas tibia. Minta pasien untuk mengangkat kakinya. Pastikan bahwa tendon patela intak.
-
Minta pasien untuk terlentang dan lutut diregangkan. Tekan patela terhadap femur. Minta pasien untuk mengencangkan otot quadrisep ketika patela digerakkan ke distal di lekukan trochlear. Cek kehalusan gerak geser (the patellofemoral grinding test).
-
Penilaian kantong suprapatela, bursa prepatela dan bursa anserine: palpasi semua yang menebal atau pembengkakan di kantong suprapatela dan sepanjang batas patella mulai
10 cm diatas batas superior dari patela dan rasakan jaringan lunak diantara ibu jari dan jari-jari tangan. Gerakkan tangan ke distal dengan langkah yang progresif, coba untuk mengenali kantong suprapatela. Lanjutkan palpasi sepanjang pinggir dari patela. Rasakan apakah ada bengkak atau rasa panas di antara jaringan.
-
Nilai ketiga bursa apakah ada bengkak. Palpasi bursa prepatela dan bursa anserine di posteromedial dari lutut diantara ligamentum kolateral media dan tendon yang menyisip di tibia medial dan di bagian tingginya. Pada permukaan posterior, dengan lutut diekstensikan, nilai aspek medial dari fossa poplitea, antara lain untuk mendeteksi adanya Kista Baker (ganglion poplitea).
-
Otot gastroknemius, soleus, dan tendon Achilles: palpasi otot gastroknemius dan soleus di permukaan posterior di kaki bawah. Tendon achilles dapat di palpasi di sepertiga betis bagian bawah dari penyisipannya sampai ke kalkaneus.
-
Untuk tes integritas tendon Achilles, minta pasien untuk berlutut di atas kursi. Tekan betis dengan kuat dan lihat plantar fleksi di pergelangan kaki.
e. Tes palpasi untuk menilai efusi di sendi lutut
- The Bulge sign: dengan lutut di luruskan, taruh tangan kiri diatas lutut dan berikan tekanan di kantong suprapatelar, pindahkan cairan sendi ke arah bawah. Gerakkan secara cepat ke bawah ke aspek medial dan berikan tekanan untuk memaksa cairan pindah ke daerah lateral. Ketuk lutut tepat di belakang batas lateral dari patela dengan tangan kanan.
Gambar 147. Bulge sign
-
The Ballon sign: letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan di bagian kiri dan kanan dari patella. Dengan tangan kiri, tekan kantong suprapatelar ke arah femur. Rasakan cairan memasuki ruangan di sebelah patela di bagian ibu jari dan jari telunjuk.
-
Ballotement sign patella: untuk menilai efusi yang besar, pemeriksa dapat menekan kantong suprapatelar dan tekan patela ke arah femur. Lihat gerakan cairan yang kembali ke kantong suprapatelar.
f. Range of motion (ROM)
-
Gerakan fleksi: leksikan lutut atau tekuk lutut
-
Gerakan ekstensi: luruskan kaki
-
Gerakan rotasi internal: saat duduk, ayunkan kaki bagian bawah ke arah tengah
-
Gerakan rotasi eksternal: saat duduk, ayunkan kaki menjauhi arah tengah
g. Manuver
- McMurray Test: minta pasien untuk terlentang, pegang tumit dan fleksikan lutut. Taruh tangan satunya di sendi lutut dan jari-jari dan ibu jari di bagian medial dan lateral. Dari tumit, putar kaki bagian bawah internal dan eksternal. Lalu dorong ke arah lateral untuk periksa valgus stress di bagian medial dari sendi. Pada saat yang sama, putar kaki ke eksternal dan secara perlahan luruskan kembali.
Gambar 148. McMurray Test
- Apley Grind Test: untuk menilai meniscus, minta posisi pasien telungkup dan memfleksikan lututnya 90o. Pemeriksa kemudian meletakkan lututnya pada bagian posterior paha pasien. Kemudian tekan tibia ke arah sendi lutut sambil melakukan rotasi eksternal. Maneuver dikatakan positif apabila pasien merasa nyeri.
Gambar 149. Apley Grind Test
-
Valgus Stress Test: dengan posisi pasien terlentang dan lutut sedikit fleski, gerakkan paha 30° lateral ke tepi meja pemeriksaan. Pegang bagian lateral lutut dengan satu tangan untuk stabilisasi femur dan tangan lainnya dorong ke medial terhadap lutut dan tarik lateral di pergelangan kaki untuk membuka sendi lutut ke arah medial.
-
Varus Stress Test: dengan posisi paha dan lutut sama dengan tes valgus, ubah posisi tangan sehingga satu tangan di bagian medial lutut dan satunya lagi di bagian lateral pergelangan kaki. Dorong ke arah medial terhadap lutut dan tarik ke arah lateral di pergelangan kaki untuk membuka sendi lutut ke arah lateral.
Gambar 150. Varus dan Valgus stress test
-
Anterior Drawer Sign: dengan posisi pasien terlentang, panggul fleksi dan lutut fleksi 90° dan telapak kaki di tempat yang datar menyentuh permukaan meja pemeriksaan, pegang lutut dengan kedua tangan pemeriksa, taruh ibu jari di bagian medial dan lateral dari sisipan otot hamstring. Tarik tibia ke depan dan amati apakah tergeser ke depan seperti laci dari bawah femur. Bandingkan derajat pergerakan ke depan dengan lutut sebelahnya
-
Posterior Drawer Sign: posisikan pasien dan taruh tangan di tempat yang sama seperti anterior drawer sign. Dorong tibia ke arah posterior dan observasi derajat pergerakan ke belakang di femur.
-
Lachman Test: letakkan lutut fleksi 15° dan putar ke eksternal. Pegang femur distal dengan satu tangan dan tangan lainnya lagi memegang tibia bagian atas. Dengan ibu jari di bagian tibia di garis sendinya, secara serentak, tarik tibia ke depan dan femur ke belakang. Estimasi berapa derajat pergerakannya.
Pemeriksaan Pergelangan kaki dan kaki
a. Inspeksi semua permukaan pergelangan kaki dan kaki. Lihat adakah deformitas, nodul, bengkak, kalus atau kedangkalan
b. Palpasi
-
Dengan menggunakan ibu jari, palpasi bagian anterior dari setiap sendi pergelangan kaki, rasakan adakah nyeri atau bengkak
-
Palpasi sepanjang tendon achilles untuk nodul atau nyeri
-
Palpasi tumit, terutama bagian inferior dan posterior kalkaneus dan plantar fascia untuk melihat nyeri
-
Palpasi untuk melihat nyeri di maleolus lateral dan medial, terutama jika ada trauma
-
Palpasi sendi metatarsofalangeal untuk melihat nyeri. Tekan bagian terdepan di antara ibu jari dan jari-jari. Berikan tekanan tepat di proksimal dari metatarsal pertama sampai metatarsal kelima
-
Palpasi bagian kepala dari lima metatarsal dan lekukannya diantara mereka dengan ibu jari dan jari telunjuk. Taruh
ibu jari di bagian dorsum dari kaki dan jari telunjuk di permukaan plantar
c. Range of motion (ROM)
-
Gerakan fleksi pergelangan kaki (plantar fleksi): arahkan kaki ke arah lantai
-
Gerakan ektensi pergelangan kaki (dorso fleksi): arahkan kaki ke arah atas
-
Gerakan inversi: tekuk tumit ke arah dalam
-
Gerakan eversi: tekuk tumit ke arah dalam
d. Maneuver
- Anterior drawer test: dengan posisi berbaring, fleksikan lutut pasien 45o dan lemaskan otot betis. Dengan lutut yang hiperfleksi, pergelangan kaki dalam posisi equines dan kaki ditahan dengan satu tangan pemeriksa ke meja periksa; dengan tangan yang lain, berikan tekanan pada bagian anterior distal tungkai untuk mendorong tibia ke arah posterior. Atau pemeriksaan dapat dilakukan dengan memfleksikan lutut pasien 90o dan memberikan tekanan pada tungkai bawah ke arah posterior sambil menahan kaki di atas meja periksa.
Gambar 151. Anterior drawer sign
-
Posterior drawer test: langkah pemeriksaan sama dengan anterior drawer test. Hasil pemeriksaan dikatakan positif jika ditemukan pergerakan posterior talus pada daerah mortise.
-
Thompson Test: untuk menilai ruptur tendon Achilles. Dengan posisi telungkup, letakkan kaki pasien pada ujung
meja pemeriksa. Kemudian pemeriksa meremas betis pasien (m. gastrocnemius). Nilai apakah ada plantar fleksi. Pemeriksaan dikatakan positif jika tidak terjadi plantar fleksi.
Gambar 152. Thomson test Mengukur panjang kaki
Minta pasien untuk relaksasi dalam posisi terlentang dan kedua kaki lurus secara simetris. Dengan alat pengukur (meteran, penggaris, dll) ukur jarak antara tulang iliaka anterior superior hingga maleolus medial. Alat pengukur harus melewati lutut pada sisi medialnya.
Pengukuran panjang tungkai
a. True leg length: pengukuran panjang tungkai dari SIAS ke Malleolus Medialis
Gambar 153. True leg length
b. Apperent leg length: pengukuran panjang tungkai dari Umbilikus ke Malleolus Medialis
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Pemeriksaan panggul
- Kebanyakan masalah saat berjalan adalah pada fase
stance.
-
Jarak antara kedua kaki yang lebar kemungkinan ada gangguan keseimbangan.
-
Dislokasi panggul, artritis atau kelemahan abduksi dapat menyebabkan panggul jatuh ke sisi yang berlawanan, menghasilkan gaya berjalan yang tidak stabil.
-
Hilangnya lordosis lumbal mungkin merefleksikan spasme paravertebral. Lordosis yang berlebihan menandakan deformitas fleksi pada panggul.
-
Perubahan pada panjang kaki dapat terlihat pada evaluasi gait yang menandakan kemungkinan adanya skoliosis, dislokasi panggul, dan fraktur femur.
-
Tonjolan sepanjang ligamen inguinal mungkin menandakan adanya hernia inguinal atau aneurisma.
-
Pembesaran kelenjar limfe menandakan adanya infeksi pada ekstremitas bawah atau panggul.
-
Nyeri di area lipatan paha mungkin diakibatkan oleh artritis sendi panggul, atau kemungkinan abses psoas.
-
Nyeri fokal di trochanter terjadi pada bursitis trochanter. Nyeri di bagian posterolateral di trochanter yang besar kemungkinan disebabkan oleh tendinitis lokal atau spasme otot dari nyeri alih di panggul.
-
Nyeri akibat bursitis ischiogluteal atau ”weaver’s bottom”
dapat menyerupai gangguan pada nervus sciatica.
-
Pada deformitas fleksi panggul, ketika panggul yang berlawanan fleksi (dengan paha menekan ke arah dada), panggul tidak dapat melakukan ekstensi kaki yang lengkap dan paha yang mengalami deformitas terlihat fleksi (Thomas test).
-
Abduksi yang terbatas sering terjadi pada osteoartritis panggul
-
Rotasi internal dan eksternal yang terbatas adalah tanda adanya penyakit sekitar sendi panggul.
b. Pemeriksaan lutut
-
Kelemahan quadrisep ditandai dengan tidak mampunya lutut diekstensikan melawan tahanan.
-
Bengkak di sekitar patela menandakan bursitis prepatelar. Bengkak di sekitar tuberkulum tibial menandakan bursitis infrapatelar atau bila lebih medial menandakan bursitis anserine.
-
Osteoartritis pada tulang rawan serta batas sendi terjadi jika ada deformitas genu varum dan kekakuan selama kurang dari 30 menit atau kurang. Krepitus mungkin ada.
-
Robekan meniskus dengan nyeri setelah trauma sering terjadi pada meniskus medial.
-
Nyeri pada ligamentum kolateral medial setelah trauma, kemungkinan adanya robekan ligamentum kolateral medial dan sebaliknya.
-
Nyeri pada ligamentum kolateral lateral setelah trauma, kemungkinan adanya robekan ligamentum kolateral lateral.
-
Nyeri pada tendon atau ketidakmampuan untuk meregangkan (ekstensi) lutut kemungkinan adanya robekan parsial atau komplit dari tendon patela.
-
Nyeri dan krepitus menandakan adanya kerusakan dari permukaan bawah dari patela yang berartikulasi dengan femur.
-
Nyeri dengan tekanan dan pergerakan saat kontraksi quadrisep (patellar grinding test positif) menandakan chondromalasia atau degeneratif patela (sindrom patelofemoral).
-
Bengkak di atas dan sekitar patela menandakan penebalan sinovial atau efusi di sendi lutut.
-
Bengkak atau teraba panas di daerah lutut mengindikasikan sinovitis atau efusi yang tidak nyeri dari osteoarthritis.
-
Bursitis prepatelar (“housemaid knees”) akibat dari terlalu
sering berlutut; bursitis anserine akibat sering berlari.
-
Deformitas valgus dan fibromialgia dapat berupa akibat gangguan struktur sendi.
-
Gelombang cairan atau tonjolan dari bagian medial antara patela dan femur merupakan tanda positif bulge sign, konsisten dengan adanya efusi.
-
Ketika sendi lutut mengandung efusi yang besar, tekanan dari suprapatela mengalirkan cairan ke ruang di sekitar patela. Cairan yang dapat terpalpasi merupakan tanda positif dari ballon sign. Cairan yang kembali ke suprapatelar mengkonfirmasi adanya efusi.
-
Cairan yang dapat dipalpasi saat kembali ke kantong mengkonfirmasi lebih lanjut adanya efusi yang besar.
-
Defek di tendon yang nyeri dan bengkak ditemukan pada ruptur tendon achilles, Thompson test positif.
-
Nyeri dan penebalan dari tendon Achilles di atas kalkaneus menandakan tendinitis Achilles.
-
Tidak adanya plantar fleksi mengindikasikan terdapat ruptur tendon Achilles. Tanda-tanda lain seperti nyeri tiba- tiba yang sangat berat, seperti terkena luka tembak, adanya ekimosis dari betis sampai ke tumit dapat juga ditemukan.
-
Pada osteoartritis terdapat krepitus pada fleksi dan ekstensi sendi lutut.
-
Bunyi klik pada sendi lutut pada pemeriksaan Mc Murray test, rotasi eksternal dan ekstensi kaki menandakan kemungkinan robeknya bagian posterior dari meniskus medial. Robekan ini mungkin menggantikan jaringan meniskal, menyebabkan ke”kunci”nya ekstensi penuh dari lutut.
-
Nyeri atau adanya gap di garis sendi medial menunjukkan kelemahan ligamen dan adanya robekan parsial dari ligamentum kolateral medial. Kerusakan paling sering pada bagian medial.
-
Nyeri atau adanya gap di garis sendi lateral menunjukkan kelemahan ligamen dan adanya robekan dari ligamentum kolateral lateral.
c. Pemeriksaan pergelangan kaki dan kaki
-
Lokalisasikan nyeri pada artritis, cedera pada ligamen atau infeksi pada pergelangan kaki.
-
Temukan nodul pada reumatoid, nyeri pada tendinitis achilles, bursitis atau robekan parsial dari trauma.
-
Taji tulang dapat ditemukan di kalkaneus melalui foto rontgen. Nyeri tumit fokal pada palpasi di plantar fasia menandakan plantas fasciitis.
-
Ketidakmampuan untuk menahan berat badan dan nyeri di bagian posterior atau di maleolus, terutama di maleolus medial harus dicurigai adanya fraktur di sekitar pergelangan kaki.
-
Nyeri pada kompresi menandakan tanda awal dari reumatoid artritis. Inflamasi akut pada sendi metatarsofalangeal pertama menandakan gout.
-
Pada Morton’s neuroma nyeri di ujung metatarsal pada permukaan plantar ke 3 dan ke 4.
-
Nyeri saat pergelangan kaki dan kaki bergerak membantu dalam melokalisasi kemungkinan artritis.
-
Sendi yang mengalami artritis sering mengalami nyeri bila digerakkan ke segala arah, sedangkan ligamentum yang mengalami sprain menghasilkan nyeri yang maksimal saat ligamentum diregangkan.
Referensi
Bickley, LS. Szilagyi PG: Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. China, 2009.