Pemeriksaan Tinja
Tingkat Kemampuan: 4A
a. Pemeriksaan Makroskopik
Alat dan bahan Alat:
-
Pot Tinja
-
Lidi
Bahan: Tinja segar
Teknik pemeriksaan: Mengamati dan menilai bau dari tinja Pelaporan Hasil
Warna : (ditulis warna yang diamati) Bau : (ditulis seperti yang dibaui)
Konsistensi : (ditulis yang diamati ) Lendir : (ditulis ada atau tidak ada)
Darah : (ditulis ada atau tidak ada, tercampur atau hanya ada pada bagian luar tinja saja, warna darah merah atau hitam)
b. Pemeriksaan Mikroskopik Tinja Sediaan Basah Langsung (Direct Wet Smear)
Tujuan untuk parasit
-
Mengidentifikasi nematoda usus melalui pemeriksaan telur cacing.
-
Mengidentifikasi protozoa usus dengan menemukan bentuk trofozoit atau kista.
-
Memperkirakan derajat infeksi kecacingan pada pasien.
-
Merupakan teknik pemeriksaan awal dari sediaan tinja segar sebelum melakukan teknik lainnya.
Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan eosin, lugol, dan Sudan III.
Bahan Pemeriksaan
Tinja segar sebanyak ±10mg atau sekitar sebuku jari.
Alat dan Reagen Alat:
-
Sarung tangan sebagai alat perlindungan diri.
-
Kaca obyek dan kaca penutup (coverslip)
-
Aplikator atau lidi
-
Kertas tisu atau kertas saring
-
Mikroskop cahaya
Reagen:
-
Larutan iodin (lugol) atau eosin 2% dalam aquades. Apabila tidak ada, maka larutan garam fisiologis juga dapat digunakan. Untuk identifikasi protozoa disarankan menggunakan iodin.
-
Larutan Sudan III Teknik Pemeriksaan
-
Ambil sebuah kaca objek.
-
Tulis identitas pasien (nama dan nomor pasien, nama dokter, tanggal dan waktu pengambilan).
-
Tetesi gelas objek di sebelah kiri dengan 1 tetes garam fisiologis dan sebelah kanan dengan 1 tetes larutan eosin 2
% atau larutan lugol.
-
Bila diperlukan pemeriksaan lemak, tetesi gelas objek lain dengan 1 tetes larutan Sudan III.
-
Ambil ±2mg atau seujung lidi sampel tinja, hindari bagian yang kasar atau banyak mengandung serat.
-
Campurkan tinja di dalam larutan dengan mengaduknya rata dengan menggunakan ujung lidi; singkirkan bagian- bagian yang kasar.
-
Tutup sediaan dengan menggunakan kaca penutup secara hati-hati; hindari adanya gelembung udara yang terperangkap di bawah kaca penutup.
-
Apabila terdapat kelebihan cairan, bersihkan dengan menggunakan kertas tisu atau kertas saring dengan hati- hati.
-
Sediaan apus yang baik adalah cukup tipis dan masih memungkinkan membaca tulisan.
-
Lihat dibawah mikroskop mula-mula dengan lensa objektif 10 x, kemudian lensa objektif 40 x.
-
Untuk pemeriksaan protozoa usus disarankan menggunakan lensa obyektif 40x dan 100x.Perhatikan semua unsur dalam tinja dan identifikasi.
-
Pada sediaan yang ditambah larutan lugol, perhatikan adanya amilum atau zat pati.
-
Pada sediaan yang ditambah larutan Sudan III, perhatikan adanya globul lemak.
-
Perlu diperhatikan:
a) Gunakan wadah tertutup dengan mulut lebar untuk mengumpulkan tinja pasien.
b) Hindarkan kontaminasi saat pengambilan sampel, pembuatan sediaan, hingga pemeriksaan.
c) Untuk keperluan pemeriksaan trofozoit dan kista protozoa, tinja cair harus diperiksa selambatnya dalam 30 menit dan tinja lunak dalam 1 jam.
d) Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik, perlu dilakukan pemeriksaan makroskopik untuk mengidentifikasi konsistensi tinja, warna, dan bau.
Alat dan bahan digunakan. | yang | Letakkan kaca obyek yang bersih di atas meja kerja. | Teteskan setetes larutan iodin, eosin, atau garam fisiologis diatas kaca obyek. | ||
Ambil seujung sampel tinja. | lidi | Contoh jumlah banyak. | yang sampel | salah: terlalu | Campur tinja secara merata di dalam larutan. Hindari seratdan bahan yang kasar. |
Tutup sediaan dengan kaca penutup secara hati-hati. Hindarkangelembung udara terperangkan di bawah kaca penutup. | Bila dijumpai kelebihan cairan, bersihkan dengan kertas tisu atau kertas saring dengan hati-hati. | Periksa di bawah mikroskop menggunakan lensa obyektif 10x atau 40x untuk telur cacing, dan 40x dan 100x untukprotozoa. | |||
Gambar 177. Pembuatan sediaan tinja basah langsung (direct wet smear)
Pelaporan Hasil Pemeriksaan Laporan ada atau tidak ada:
-
Telur cacing
-
Amoeba
-
Larva cacing
-
Eritrosit dan Lekosit
-
Lemak
-
Sisa makanan
-
Dan lain-lain
Referensi
World Health Organization. Basic laboratory procedures in clinical laboratories. 2nd ed. Geneva: Wolrd Health Organization, 2003.
c. Pemeriksaan Apusan Perianal (Perianal Swab) Tujuan
-
Mendiagnosis enterobiasis (infeksi cacing kremi) dengan menemukan telur, larva atau cacing Enterobius vermicularis.
-
Mendiagnosis taeniasis dengan menemukan telur atau proglotid Taenia saginata.
Alat dan Bahan
-
Sarung tangan sebagai alat perlindungan diri.
-
Spatel lidah atau aplikator kayu.
-
Selotip (scotch tape) yang transparan dan tidak berwarna.
-
Minyak imersi atau tuluol.
-
Mikroskop cahaya Prosedur
-
Perlu diingat bahwa pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari saat pasien baru bangun pagi dan belum mandi, defekasi, atau cebok.
-
Pasang selotip secara terbalik di ujung aplikator kayu atau spatel lidah (Gambar 1), sehingga bagian yang lengket menghadap ke luar (Gambar 2).
-
Dalam posisi pasien menungging, tempelkan alat yang sudah dipersiapkan di daerah perianal pasien (Gambar 3).
-
Lepaskan selotip dari aplikator dan tempelkan di atas kaca obyek (Gambar 4).
-
Bubuhi minyak imersi atau tuluol di atas sediaan pada bagian yang akan diperiksa agar terlihat lebih jernih di bawah mikroskop.
-
Periksa di bawah mikroskop cahaya dengan lensa obyektif 10x.
Gambar 178. Pembuatan sediaan apusan perianal
Referensi
World Health Organization. Basic laboratory procedures in clinical laboratories. 2nd ed. Geneva: Wolrd Health Organization, 2003.
d. Pemeriksaan Darah Samar pada Feses Tujuan
Menilai adanya darah pada feses
Metode
Pseudoperoksidase-peroksidase
Alat dan Reagen Alat: Lidi bersih
Reagen: Pad test berisi reagen indikator
Bahan Pemeriksaan Tinja segar
Teknik Pemeriksaan
-
Amati makroskopis tinja dan catat.
-
Teteskan kontrol pada pad reagen bagian kontrol
-
Ambil tinja dengan lidi bersih (sejumlah yang diinstruksikan pada insert kit) dan oleskan pada pad reagen
-
Amati perubahan warna yang timbul pada bagian kontrol dan bagian sampel.
-
Catat hasil.
Pelaporan Hasil
Amati bagian kontrol pada pad, bila rapid test dalam kondisi baik, maka pad yang ditetesi kontrol positif akan menampakkan perubahan warna, dan pad yang ditetesi kontrol negatif tidak berubah warna. Bila perubahan warna pad yang ditetesi kontrol tidak sesuai yang seharusnya maka pemeriksaan harus diulang dengan reagen berbeda.
Bila terjadi perubahan warna indikator, biasanya tidak berwarna menjadi hijau kebiruan berarti hasil positif, terdapat darah dalam tinja. Bila tidak ada perubahan warna berarti hasil negatif, tidak terdapat darah dalam tinja.
Dapat memberikan hasil positif hanya apabila darah yang terdapat dalam tinja melebihi 10 mL/hari.