Pemeriksaan Fertilitas Sederhana
Tingkat Kemampuan: 4A
Penilaian Hasil Pemeriksaan Semen Alat dan Bahan: Cairan semen.
Analisis
Tabel 40. Nilai normal analisis semen
Volume 2-5 mL
pH7.2 – 8.0
Hitung
sperma
>40 juta/ ejakulat
Kualitas Ø 2.0 atau a, b, c di tabel selanjutnya
Round cells<1.0 juta/mL
Tabel 41. Tingkat motilitas sperma
Tingkat | Kriteria WHO | |
4.0 | A | Cepat, bergerak dalam garis lurus |
3.0 | B | Bergerak lebih lambat, sebagian bergerakke lateral |
2.0 | B | Bergerak lambat, pergerakan ke lateralyang jelas. |
1.0 | C | Tidak bergerak maju |
0 | D | Tidak bergerak |
Morfologi sperma Kriteria Kruger
Dengan menghitung 200 sperma:
>=15% normal : rentang normal, prognosis baik.
5-14% nomal : rentang sub-optimal: prognosis sedang hingga baik, namun dibawah persentase normal, menurunkan kemungkinan keberhasilan fertilisasi.
0-4% normal : prognosis buruk, biasanya membutuhkan IVF dengan injeksi sperma intrasitoplasma
Rekomendasi WHO
a. Normozoospermia: ejakulat dengan konsentrasi sperma >20x106 spermatozoa/mL, motilitas sperma yang progresif >50%, atau setidaknya 25% sperma dengan pergerakan linear, dan ≥30% morfologi normal.
b. Astenozoosphermia: <40% spermatozoa dengan pergerakan progresif ditemukan pada sampel.
c. Teratozoospermia: <30 % spermatozoa dengan morfologi normal pada sampel semen menurut kriteria WHO atau <15% menurut strict criteria.
d. Oligozoospermia: konsentrasi sperma pada ejakulat <20x106 spermatozoa/mL
e. Oligostenozoospermia: ejakulat dengan konsentrasi dan motilitas sperma yang menurun.