Kedokteran Forensik Dan Medikolegal
- Deskripsi Luka
Tingkat Keterampilan: 4A Deskripsi Luka
a. Regio tempat luka tersebut berada
b. Hitung letaknya berdasarkan titik tengah/garis anatomis yang terdekat
c. Tentukan tipe luka (luka mekanik, luka fisika atau luka kimia)
d. Lihat tepi luka dan batasnya
e. Warna luka
f. Panjang luka
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Luka mekanik diakibatkan oleh:
-
Kekerasan oleh benda tajam
-
Kekerasan oleh benda tumpul
-
Tembakan senjata api
b. Luka fisika disebabkan oleh:
-
Suhu
-
Listrik dan petir
-
Perubahan tekanan udara
-
Akustik
-
Radiasi
c. Luka kimia disebabkan oleh asam atau basa kuat
Referensi
Budiyanto A, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik:FKUI. Jakarta. 1997. Hal 37.
- Pemeriksaan Luar Pada Mayat Tingkat Ketrampilan: 4A Teknik Pemeriksaan
Label mayat
Pencatatan pada label mayat meliputi:
a. Warna dan bahan label tersebut
b. Catat apakah terdapat materai atau segel pada label ini
c. Isi dari laebl juga dicatat dengan lengkap
d. Dapat juga ditemukan label identifikasi dari Instalasi Kamar Jenazah Rumah
Baju mayat Pencatatan meliputi:
a. Bahan, warna dasar, warna dan corak/motif dari tekstil
b. Bentuk/model pakaian, ukuran, merk penjahit, cap binatu, monogram/inisial serta tambalan atau tisikan bila ada
c. Bila terdapat pengotoran atau robekan juga perlu dicatat dengan mengukur letaknya yang tepat menggunakan koordinat, serta ukuran dari pengotoran dan atau robekan yang ditemukan
d. Bila ditemukan saku pada pakaian, maka saku ini harus diperiksa dan dicatat isinya
Pemeriksaan lebam mayat Dilakukan pencatatan:
a. Letak/distribusi lebam mayat
b. Warna lebam mayat
c. Intensitas lebam mayat (masih hilang dalam penekanan, sedikit menghilang atau sudah tidak hilang sama sekali)
Pemeriksaan kaku mayat Catat:
a. Distribusi kaku mayat.
b. Derajat kekakuan pada beberapa sendi (daerah dagu/tengkuk, lengan atas, siku, pangkal paha, sendi lutut. Tentukan apakah mudah atau sukar dilawan.
c. Apabila ditemukan spasme kadaverik harus dicatat à memberi petunjuk apa yang sedang dilakukan oleh korban saat terjadi kematian.
Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia mekanik
a. Dapat ditemukan sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku
b. Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat
c. Terdapat busa halus pada hidung dan mulut
d. Gambaran perbendungan pada mata berupa pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi dan palpebra
e. Timbul bintik-bintik perdarahan à Tardieu’s spot
Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia traumatik (tenggelam)
a. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran lumpur, pasir dan benda lainnya, bila seluruh tubuh terbenam air
b. Busa halus pada hidung dan mulut, terkadang berdarah
c. Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau perbendungan
d. Kutis anserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot erektor pili yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air
e. Telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan keriput à
washer woman’s hand
f. Spasme kadaverik
g. Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pada benda-benda dalam air
Pemeriksaan gigi mayat
a. Catat jumlah gigi yang terdapat
b. Gigi geligi yang hilang/patah/mendapat tambalan/bungkus logam
c. Gigi palsu
d. Kelainan letak
e. Pewarnaan (staining)
Pemeriksaan korban trauma dan deskripsi luka
a. Letak luka à sebutkan regio anatomis luka yang ditemukan dan catat dengan menggunakan joordinat terhadap garis/titik anatomis yang terdekat
b. Jenis luka à luka lecet, luka mear atau luka terbuka
c. Bentuk luka
d. Arah luka à melintang, membujur atau miring
e. Tepi luka à rata, teratur atau terbentuk tidak beraturan
f. Sudut luka à pada luka terbuka perhatikan apakah sudut luka merupakan sudut runcing, membulat atau bentuk lain
g. Dasar luka à jaringan bawah kulit atau otot
h. Sekitar luka à perhatiakn adanya pengotoran, terdapatnya luka/tanda kekerasan lain di sekitar luka
i. Ukuran luka
j. Saluran luka à tentukan perjalanan luka serta panjang luka
k. Lain-lain à pada luka lecet serut, pemeriksaan terhadap permukaan luka terhadap pola penumpukan kulit ari yang terserut
Pemeriksaan patah tulang
a. Tentukan letak patah tulang yang ditemukan
b. Catat sifat/jenis masing-masing patah tulang yang didapat
Pemeriksaan lubang-lubang pada tubuh
a. Pemeriksaan telinga dan hidung à periksa apakah ada cairan/ darah yang keluar
b. Pemeriksaan rongga mulut à catat kelainan atau tanda kekerasan yang ditemukan, periksa dengan teliti kemungkinan ada benda asing
c. Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan
- Pada mayat pria
a) Catat kelainan bawaan (epispadi, hipospadi, fimosis, dll)
b) Adanya manik-manik di bawah kulit
c) Keluarnya cairan dari lubang kemaluan serta kelainan yang timbul oleh penyakit
- Pada mayat wanita
a) Periksa keadaan selaput dara dan komisura posterior
b) Lakukan pemeriksaan laboratorium terhadap cairan/sekret liang senggama
c) Lubang pelepasan yang sering mendapat sodomi ditemukan anus berbentuk corong yang selaput lendirnya sebagian berubah menjadi lapisan bertanduk dan hilangnya rugae
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.
b. Lebam mayat dapat digunakan untuk memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN, warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitirt, nitrat sulfonal, mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap.
c. Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian, kaku mayat mulai tampak 2 jam setelah mat klinis dimulai dari bagian luar tubuh ke arah dalam.
d. Kaku mayat menjadi lengkap setelah mati klinis 12 jam, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
e. Mekanisme kematian korban tenggelam:
-
Asfiksia akibat spasme laring
-
Asfiksia karena gagging dan choking
-
Refleks vagal
-
Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
-
Edema pulmoner (dalam air asin)
Referensi
Staf Pengajar Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. FKUI Bagian Kedokteran Forensik:Jakarta. 2000. Hal 12-20.
- Pembuatan Visum Et Repertum
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan
Dokter mampu membuat visum et repertum bila diminta oleh penyidik yang berwenang
Alat dan Bahan: -
Teknik Pembuatan
a. Dokter harus menerima permintaan dari penyidik yang berwenang untuk membuat visum et repertum
b. Bagian visum et repertum
-
Kata pro justisia à menjelaskan bahwa visum et repertum dibuat khusus untuk tujuan peradilan
-
Bagian pendahuluan àmenerangkan nama dokter pembuat visum et repertum, institusi kesehatannya, instansi penyidik yang meminta dan tanggal surat permintaannya
-
Bagian pemberitaan à berjudul hasil pemeriksaan dan berisi tentang hasil pemeriksaan medik korban, luka korban dan tindakan yang sudah dilakukan oleh dokter
-
Bagian kesimpulan à berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya tentang jenis perlukaan yang ditemukan, derajat lukanya, zat penyebabnya dan sebab kematiannya
-
Bagian penutup à berisi kalimat “demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.”
Analisis/ Interpretasi
a. Dasar hukum visum et repertum à pasal 133 KUHAP
b. Visum et repertum adalah alat bukti yang sah à pasal 184 KUHAP
c. Visum et repertum tidak membutuhkan meterai untuk memiliki kekuatan hukum di pengadilan
d. Dokter tidak dibebani pemastian identitas korban, dokter hanya melakukan pemeriksaan sesuai dengan yang diminta oleh penyidik yang berweang, namun bila ada ketidaksesuaian identitias korban dengna hasil pemeriksaan dapat meminta penjelasan dari penyidik
e. Yang diuraikan dalam bagian pemberitaan adalah sebagai pengganti barang bukti
f. Jenis dan bentuk visum et repertum
-
Visum et repertum perlukaan (termasuk keracunan)
-
Visum et repertum kejahatan asusila
-
Visum et repertum jenazah
-
Visum et repertum psikiatrik
Referensi
Budianto A, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Cetakan II. 1997, Jakarta: Ilmu Kedokteran Forensik FKUI.
- Pengambilan Muntahan Atau Isi Lambung Pada Kasus Medikolegal Tingkat Ketrampilan: 4A
Persiapan alat
a. Sonde Wangensteen atau sonde Levine
b. Sarung tangan Teknik Tindakan
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan oleh pasien.
b. Minta pasien untuk duduk, ikatlah serbet pada lehernya dan berilah kaleng atau penampung lain dalam tangannya. Pasien harus tenang, bernafas melalui mulutnya dengan kepalanya agak menunduk dan lidahnya sedikit dijulurkan.
c. Cuci tangan 7 langkah dan memakai sarung tangan
d. Masukkanlah ujung sonde ke dalam mulutnya sampai hampir bersentuh dengan dinding belakang faring.
e. Sekarang minta pasien menutup mulutnya dan menelan sonde itu berkali-kali.
f. Apabila garis gigi seri telah bertepaytan antara garis kedua dan ketiga sonde, ujung sonde itu ada di dalam lumen lambung, jarak antara gigi seri dan ujung sonde menjadi sekitar 60 cm.
g. Setelah ujung sonde mencapai kedalaman yang dikehendaki, ujung luar sonde di rekatkan kepada pipi dengan sepotong plester.
Analisis
a. Untuk mengurangi terjadinya refleks muntah sering dianjurkan supaya sonde didinginkan dalam lemari es sebelum ditelan
b. Orang yang gugup sering tidak dapat menelan sonde, boleh ditolong dengan menyemprot tenggorokan dengan larutan lidokain 1%
Referensi
Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat:Jakarta. 2008. Hal 132-133.
Penjelasan
Penjelasan 1 : Nottingham Sensory Test
- Pemeriksaan Sensasi Taktil
Alat yang dibutuhkan:
a. Kapas
b. Neurotip
c. Tabung kaca 2 buah, diisi air hangat dan air dingin
d. Penutup mata Pemeriksaan:
Jika penderita mempunyai masalah komunikasi, tes dimulai dari rasa raba ringan, tekanan dan nyeri. selama pemeriksaan, mata pasien ditutup dengan penutup mata
a. Rasa raba ringan: Sentuh kulit pasien dengan kapas
b. Tekanan:Tekan kulit dengan jari telunjuk sehingga merubah kontur kulit
c. Nyeri: Tusuk kulit dengan neurotip
d. Temperatur:Sentuh kulit dengan tabung yang berisi air hangat dan dingin
Penilaian:
0 Tidak bisa mengidentifikasi tes
1 Mengidentifikasi tes tetapi tumpul
2 Normal
9 Tidak bisa dites
- Pemeriksaan Sensasi Kinestetik/Proprioseptik Alat yang dibutuhkan:
Penutup mata
Pemeriksaan:
Pemeriksaan semua aspek gerakan yaitu arah gerakan dan posisi sendi. untuk pemeriksaan anggota gerak atas, pasien berada dalam posisi duduk, sedangkan untuk pemeriksaan anggota gerak bawah, pasien berada dalam posisi tidur telentang. selama pemeriksaan mata pasien ditutup dengan penutup mata.
Penilaian:
0 : Absen,tidak mengidentifikasi adanya gerakan
1 : Mengidentifikasi gerakan tetapi tidak mengetahui arah gerakan salah
2 : Penderita dapat mengenal arah yang diberi contoh tetapi tidak mengenal posisi baru
3 : Normal
9 : Tidak dapat dites
- Pemeriksaan Stereognosis Alat yang dibutuhkan:
a. Penutup mata
b. Koin mata uang
c. Pensil
d. Sisir
e. Gunting
f. Gelas Pemeriksaan:
Suatu obyek diletakkan pada tangan penderita maksimal 30 detik. Penderita diminta untuk mengidentifikasi nama, bentuk, bahan material benda tersebut. Sisi tubuh yang sakit dites lebih dahulu.
Penilaian:
0 Absen
1 Beberapa gambaran obyek disebutkan
2 Langsung dapat meenyebutkan benda obyek 9 Tidak dapat dites
Penjelasan 2: Manual Muscle Testing
Prosedur Pemeriksaan:
a. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
b. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.
c. Lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).
d. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi/ kontraktur, spastisitas atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen
e. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari posisi duduk, supine, side lying kemudian prone.
f. Posisikan pasien dengan hati hati dan upayakan melakukan tes secara berurutan sehingga perubahan posisi selama dalam tes seminimal mungkin.
g. Lakukan pemeriksaan mulai dari posisi melawan gravitasi. Jika pasien tidak mampu, rubah ke posisi anti-gravitasi. Jika pasien mampu melakukan, lanjutkan dengan memberikan tahanan. tahanan diberikan pada pertengahan gerakan.
h. Pada saat pemeriksaan fiksasi dilakukan pada bagian proksimal dari otot yang akan dinilai.
Peralatan yang dibutuhkan
Fomulir dokumentasi tes kekuatan otot
Penilaian
Grade 5 (normal) | Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi serta dapatmelawan tahanan maksimal. |
Grade4 (good) | Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi serta dapatmelawan tahanan yang ringan sampai sedang. |
Grade 3 (fair) | Kemampuan otot bergerak melalui lingkup geraksendi penuh melawan gravitasi namun tidak dapat melawan tahanan yang ringan sekalipun. |
Grade 2 (poor) | Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh tetapi tidak dapat melawan gravitasi, atau hanya dapat bergerak dalambidang horisontal. |
Grade 1 (trace) | Otot tidak mampu bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh dalam bidang horisontal, hanya terlihat gerakan otot minimal atau terabakontraksi oleh pemeriksa. |
Grade 0(zero) | Tidak ada kontraksi otot sama sekali baik padainspeksi maupun palpasi. |
Penjelasan 3: Pengukuran Fleksibilitas Dan Lingkup Gerak Sendi
- Schober Test Prosedur**:**
a. Pasien diminta berdiri tegak dengan santai
b. Identifikasi bagian puncak sakrum pada pertemuan antara garis horizontal di atas venus dimple dengan vertebra
c. Tandai 10cm di atas dan 5 cm dibawah puncak sacrum tersebut
d. Minta pasien untuk membungkuk kedepan secara maksimal
e. Ukur jarak antara titik atas dan titik bawah
f. Hasil ini dikurangi 15 adalah hasil pengukuran fleksi lumbar
Hasil pemeriksaan:
Fleksibilitas lumbal dikatakan normal bila terjadi peningkatan jarak minimal 5 cm pada saat membungkuk.
Laki-Laki (CM) | Perempuan (CM) | |
Super | >+27 | >+30 |
Excellent | +17 s/d +27 | +21 s/d +30 |
Baik | +6 s/d +16 | +11 s/d +20 |
Rata-rata | 0 s/d +5 | +1 s/d +10 |
Sedang | -8 s/d -1 | -7 s/d 0 |
Buruk | -19 s/d -9 | -8 s/d -14 |
Sangat buruk | <-20 | <-14 |
- Sit And Reach Test
Prosedur:
a. Pasien duduk selonjor di lantai dengan sepatu dilepas, telapak kaki menempel pada bagian bawah kotak.
b. Luruskan kedua lengan ke depan dengan kedua tangan saling menumpuk dan telapak tangan menghadap ke bawah.
c. Tubuh condong ke depan sejauh mungkin untuk menyentuh skala pengukur tanpa menekuk lutut sedekat mungkin.
Ukurlah jarak antara kedua jari terdekat atau overlap yang terjadi antara kedua jari tersebut.
Hasil pemeriksaan:
bila ujung jari meraih jarak lebih pendek dari posisi jari kaki, maka skornya negatif, namun bila jari dapat meraih melebihi posisi jari kaki, maka skornya positif. besar skor ditentukan oleh posisi ujung jari pada skala pengukur.
- Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Dengan Goniometer Prosedur:
a. Tentukan aksis sendi yang akan diukur, lalu pasang lengan panjang goniometer pada bagian tubuh yang tidak bergerak dan lengan pendek goniometer pada bagian tubuh yang bergerak. Lakukan pengukuran sepanjang lingkup gerak sendi.
b. Catat hasil pengukuran, bandingkan kedua sisi dan nilai normal lingkup gerak sendi.
Hasil pemeriksaan:
bandingkan hasil pemeriksaan lingkup gerak sendi sisi kanan dan kiri menggunakan goniometer.
Pemeriksaan Goniometer (Courtesy of Dr. J.F. Lehmann)
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
Fleksi bahu | · Terlentang· Lengan berada di kiri dengan tangan pada posisi pronasi | · Bidang sagital· Subtitusi yang pelu dihindari:- Punggung melengkung- Punggung berputar· Goniometer:- aksis pada sisi laterals sendi dibawah |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
acromion- Kaki 1 paralel dengan mid aksilaris badan- Kaki 2 paralel dengan garis tengahhumerus | |||
· Terlungkup· Lengan pada sisi badan dan tangan pada posisi pronasi | · Bidang sagital· Subtitusi yang perlu dihindari:- mengangkat bahu dari meja pemeriksaan- memutar badan· Goniometer:- Aksis padasisi lateral sendi di bawah acromion- Kaki 1 paralel dengan mid aksilaris badan- Kaki 2 paralel dengan garis tengahhumerus |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
Abduksi bahu | · Terlentang· Lengan pada sisi badan | · Bidang frontal (bahu harus rotasi eksternal untuk mendapat hasil maksimum)· Subtitusi yang perlu dihindari:- -Gerakan badan ke lateral- -memutar badan· Goniometer:- Aksis di anterior sendi dan sejajar dengan acromion- Kaki 1 paralel dengan midline badan- Kaki 2 paralel dengan midlinehumerus | |
· Terlen-tang· Lengan di - abduksi 90odan siku diangkat dari meja· Siku difleksi- kan 90o dan tangan padaposisi pronasi | · Bidang transversa· Subtitusi yang perlu dihindari:- Memanjangka n bahumemutar badan- mengubah |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
· Lengan bawah tegak lurus dengan lantai | sudut padabahu atau siku· Goniometer:- Aksis sepanjang aksis longitudinal humerus- Kaki 1 tegak lurus dengan lantai- Kaki 2 paralel dengan midline ataulengan bawah |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
Rotasi Eksternal bahu | · Terlentang· Lengan diabduksi 90o dan siku diangkat dari meja· Siku difleksikan 90o dan tanganpada posisi pronasi· Lengan bawah tegak lurus dengan santai | · Bidang transvesa· Subtitusi yang pelu dihindari:- Punggung melengkung- Memutar badan- Mengubah sudut padabahu atau siku· Goniometer:- aksis sepanjang aksis |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
longitudinal humerus- Kaki 1 tegak lurus dengan lantai- Kaki 2paralel dengan midline atau lenganbawah | |||
· Terlungkup· Lengan pada sisi badan dan tangan pada posisi pronasi | · Bidang sagital· Subtitusi yang perlu dihindari:- mengangkat bahu dari meja pemeriksaan- memutar badan· Goniometer:- Aksis padasisi lateral sendi di bawah acromion- Kaki 1paralel dengan mid aksilaris badan- Kaki 2paralel dengan garis |
Pemeriksaan | Posisi Awal | Pengukuran | |
tengahhumerus | |||
Hiperekstensi siku | · Terlentang· Lengan pada sisi badan | · Bidang frontal (bahuharus rotasi eksternal untuk mendapat hasil maksimum)· Subtitusi yang perlu dihindari:- Gerakan badan ke lateral- memutar badan· Goniometer:- Aksis di anterior sendi dan sejajar dengan acromion- Kaki 1paralel dengan midline badan- Kaki 2paralel dengan midline humerus |
Pemeriksaan | Gambar | Posisi Awal | Pengukuran |
Pronasi lengan bawah | · Terlentang· Lengan di ab- duksi 90o dan siku diangkat dari meja· Siku diflek- sikan 90o dan tangan pada posisi pronasi· Lengan bawah tegak lurus dengan lantai | · Bidang transversa· Subtitusi yang perlu dihindari:- Memanjangk an bahu- memutar badan- mengubah sudut padabahu atau siku· Goniometer:- Aksis sepanjang aksis longitudinal humerus- Kaki 1 tegak lurus dengan lantai- Kaki 2paralel dengan midline atau lenganbawah |
Penjelasan 4: pediatric balance scale dan berg balance scale Pediatric balance scale
Peralatan yang dibutuhkan:
a. Kursi yang bisa diatur tinggi-rendahnya, dengan sandaran punggung dan tangan serta meja anak
b. Stopwatch
c. Undakan 6 inci
d. Penggaris
PediatricBalanceScale
Nama : | ||
Tanggal : | ||
Penilai : | ||
Prosedur****Uji | Skor | |
Duduk ke berdiri | ||
Berdiri ke duduk | ||
Duduk tanpa support | ||
Berpindah tempat | ||
Berdiri tanpa support | ||
Berdiri dengan mata tertutup | ||
Berdiri dengan kedua kaki dirapatkan | ||
Berdiri heel-to-toe (satu kaki di depan kaki lainnya) | ||
Berdiri 1 kaki | ||
Berputar 360 derajat | ||
Berputar untuk melihat ke belakang | ||
Mengambil objek dari lantai | ||
Berganti-ganti kaki pada undakan | ||
Meraih ke depan dengan tangan meregang penuh | ||
Total Skor | ||
Catatan : Pediatric Balance Scale bisa dilakukan pada anak ≥ 5
tahun.
Skor penilaian PBSL:
0 tidak dapat mengerjakan
1 Kemampuan untuk menyelesaikan hanya sedikit
2 mampu menyelesaikan sebagian
3 hampir sempurna
4 sempurna
Berg Balance Scale
Berg Balance Scale (BBS) digunakan untuk menilai keseimbangan pada orang dewasa atau orang tua yang memiliki gangguan pada fungsi keseimbangan dengan menilai performa dalam menjalankan tugas fungsional. Berg Balance Scale terdiri dari 14 penilaian.
Alat-alat yang diperlukan:
Penggaris, 2 kursi standar (1 dengan sandaran tangan, 1 tanpa sandaran tangan),
dingklik, stopwatch, jalur jalan sepanjang 15 kaki/4,5 meter.
Berg Balance Scale
Nama : | ||
Tanggal : | ||
Penilai : | ||
Prosedur****Uji | Skor | |
Duduk ke berdiri | ||
Berdiri tanpa bantuan | ||
Duduk tanpa bersandar | ||
Berdiri ke duduk | ||
Berpindah Tempat | ||
Berdiri dengan mata tertutup | ||
Berdiri dengan kedua kaki dirapatkan | ||
Meraih dengan tangan penuh ke depan | ||
Mengambil barang dari lantai | ||
Berputar untuk melihat ke belakang | ||
Berputar 360 derajat | ||
Bergantian menaruh kaki di undakan | ||
Berdiri dengan satu kaki di depan yang lainnya | ||
Berdiri dengan satu kaki | ||
Total Skor | ||
Penilaian:
Penilaian berupa skala 0-4, dengan 0 menandakan paling rendah, 4 menandakan fungsi paling tinggi. Nilai total = 56.
Hasil penilaian:
41-56 = Resiko jatuh rendah 21-40 = Resiko jatuh sedang 00-20 = Resiko jatuh tinggi
Instruksi Umum
Catatlah setiap tugas dan beri instruksi sesuai yang tertulis. Ketika melakukan penilaian, catatlah respon terendah pada setiap pemeriksaan,
Pada hampir semua pemeriksaan, pasien diminta untuk bertahan dalam posisi tertentu untuk beberapa waktu. nilai berkurang jika:
a. Waktu atau jarak yang diperlukan tidak terpenuhi
b. • Pasien membutuhkan supervisi selama mengerjakan tes
c. • Pasien menyentuh support lain atau menerima bantuan dari pemeriksa.
Instruksi
a. Duduk ke berdiri
Coba berdiri, usahakan tidak menggunakan tangan untuk support
(4) dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan menstabilkan diri secara mandiri
(3) dapat berdiri sendiri menggunakan tangan
(2) dapat berdiri menggunakan tangan setelah mencoba beberapa kali
(1) membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan diri
(0) membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri
b. Berdiri tanpa bantuan
instruksi: Coba berdiri selama dua menit tanpa berpegangan
(4)dapat berdiri dengan aman selama 2 menit
(3)dapat berdiri selama 2 menit dengan pengawasan
(2)dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan dan pegangan
(1)butuh beberapa kali percobaan untuk dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan
(0)tidak dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan
c. Duduk tanpa bersandar tetapi kaki menapak pada tanah atau dingklik
instruksi: Coba duduk dengan tangan dilipat di depan selama 2 menit
(4) dapat duduk dengan aman stabil selama 2 menit
(3) dapat duduk selama 2 menit dengan pengawasan
(2) dapat duduk selama 30 detik
(1) dapat duduk selama 10 detik
(0) tidak dapat duduk tanpa sandaran selama 10 detik
d. Berdiri ke duduk instruksi: Coba duduk
(4) duduk dengan aman dengan menggunakan tangan secara minimal (3)mengontrol duduk dengan menggunakan tangan
(2)menempelkan bagian belakang kaki ke kursi untuk mengontrol duduk
(1)dapat duduk sendiri, tetapi gerakan duduknya tidak terkontrol (0)butuh bantuan untuk duduk
e. Berpindah tempat
instruksi: Atur kursi untuk pivot transfer. minta pasien untuk berpindah satu kali ke kursi dengan pegangan tangan dan satu kali ke kursi tanpa pegangan tangan. bisa menggunakan 2 kursi atau 1 kursi dan 1 ranjang.
(4) Dapat berpindah dengan aman dengan penggunaan tangan secara minimal
(3)dapat berpindah dengan aman dengan menggunakan tangan
(2)dapat berpindah dengan bantuan verbal atau supervise
(1)butuh bantuan 1 orang
(0)butuh 2 orang untuk membantu atau mengawasi agar aman
f. Berdiri dengan mata tertutup
instruksi: tolong tutup mata anda, dan berdiri tegak selama 10 detik
(4)dapat berdiri dengan aman selama 10 detik
(3)dapat berdiri selama 10 detik dengan pengawasan
(2)dapat berdiri selama 3 detik
(1)tidak dapat menutup mata selama 3 detik tetapi dapat berdiri dengan aman
(0)butuh bantuan agar tidak jatuh
g. Berdiri dengan kaki dirapatkan
instruksi: rapatkan kaki anda dan berdiri tanpa berpegangan
(4)dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan aman
(3)dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan pengawasan
(2)dapat merapatkan kaki secara mandiri tetapi tidak dapat bertahan selama 30 detik
(1)butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi dapat berdiri selama 15 detik
(0)butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi tidak dapat berdiri selama 15 detik
h. Meraih dengan tangan penuh ke depan saat berdiri
instruksi: Angkat lengan sampai 90 derajat, buka jari2 dan berusaha meraih ke depan sejauh mungkin. (pemeriksa menaruh penggaris di ujung jari ketika tangan berada dalam posisi 90 derajat). Jari tidak boleh menyentuh penggaris saat meraih ke depan. Jarak yang diukur adalah jarak jari ketika pasien berada di posisi sorong ke depan maksimal. Jika memungkinkan, minta pasien untuk menggunakan kedua lengan ketika meraih untuk menghindari putaran badan.)
(4) dapat meraih ke depan dengan mantap sejauh 25cm
(3) dapat meraih ke depan sejauh 12 cm
(2) dapat meraih ke depan sejauh 5 cm
(1) meraih ke depan tetapi butuh pengawasan
(0) kehilangan keseimbangan saat mencoba/membutuhkan bantuan
i. Mengambil barang dari lantai dari posisi berdiri
instruksi: Ambil sepatu/sandal yang ada di depan kaki anda
(4)dapat mengambil sandal dengan aman dan mudah
(3)dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan pengawasan
(2)tidak dapat mengambil sandal namun mencapai 2-5cm dari sandal dan dapat menjaga keseimbangan.
(1)tidak dapat mengambil sandal dan membutuhkan pengawasan selama mencoba
(0)tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan
j. Berputar untuk melihat ke belakang selama berdiri
instruksi: lihatlah ke belakang melalui bahu kanan. ulangi melalui bahu kiri. (Pemeriksa dapat meletakkan barang untuk dilihat tepat di belakang pasien)
(4) dapat melihat ke belakang dari kedua sisi dan merubah tumpuan dengan baik
(3)dapat melihat ke belakang dari satu sisi saja, sisi yang lain peubahan tumpuannya kurang baik
(2)hanya dapat melihat kesamping, namun keseimbangan tetap terjaga
(1)membutuhkan bantuan untuk berputar
(0)membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan dan mencegah jatuh
k. Berputar 360 derajat
instruksi: berputar penuh 1 putaran, berhenti, kemudian berputar lagi 1 putaran penuh ke arah berlawanan.
(4) dapat berputar penuh 360 derajat dengan aman dalam 4 detik atau kurang
(3)dapat berputar penuh 360 derajat dengan aman hanya ke 1 sisi dalam 4 detik atau kurang
(2)dapat berputar penuh 360 derajat dengan aman tetapi lambat
(1)butuh pengawasan ketat atau bantuan verbal (0)membutuhkan bantuan saat berputar
l. Bergantian menaruh kaki di dingklik
instruksi: letakkan setiap kaki secara bergantian diatas dingklik. lanjutkan sampai
setiap kaki telah menyentuh dingklik sebanyak 4 kali.
(4) dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik dengan aman
(3)dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam >20 detik
(2)mampu menyelesaikan 4 langkah dengan supervisi tanpa bantuan
(1)mampu menyelesaikan >2 langkah dan membutuhkan bantuan minimal
(0)membutuhkan bantuan agar tidak jatuh/tidak mampu mencoba
m. Berdiri dengan satu kaki di depan
instruksi: (demonstrasikan ke pasien). letakkan satu kaki tepat di depan kaki lainnya. Apabila tidak dapat meletakkan tepat di depan kaki, coba untuk melangkah cukup jauh sehingga bagian tumit kaki yang melangkah berada di depan jari-jari kaki yang dibelakang (untuk dapat mencapai 3 poin, panjang langkah harus melebihi panjang kaki laiinya, dan lebar antara kedua kaki tidak lebih lebar dari posisi normal pasien tersebut saat berjalan).
(4) dapat meletakkan kaki tandem satu sama lain secara mandiri dan bertahan selama 30 detik
(3)dapat meletakkan kaki di depan kaki lainnya secara mandiri dan bertahan selama 30 detik
(2)dapat melangkah kecil secara mandiri dan bertahan selama 30 detik
(1)butuh bantuan untuk melangkah tetapi dapat bertahan selama 15 detik
kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri
n. Berdiri dengan satu kaki
instruksi: berdiri dengan satu kaki selama mungkin tanpa berpegangan
(4) dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan >10detik
(3)dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan 5-10 detik
(2)dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan ≥3 detik
(1)mencoba mengangkat kaki tetapi tidak mampu bertahan selama 3 detik namun tetap berdiri secara mandiri
(0)tidak mampu mencoba, membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh
Nilai Total: (maksimum 56)
Penjelasan 5: Timed Up and Go Test (TUG)
Tes ini untuk mengukur fungsi mobilitas secara keseluruhan, menilai kemampuan
transfer (berpindah tempat), berjalan dan mengubah arah.
Prosedur:
a. Pasien diminta untuk bangkit dari posisi duduk dari kursi dengan tinggi standar, berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar kemudian berjalan balik kembali ke posisi duduk, bergerak secepat dan seaman mereka mampu.
b. Performa dinilai berdasarkan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.
c. Nilai normal TUG bagi wanita usia lanjut (usia 65-85 tahun) yang tinggal di komunitas adalah kurang dari 12 detik.
Mean TUG Scores
Usia | Tanpa tongkatRata2 ±SD | Dengan tongkatRata2±SD |
65-69 Laki-laki | 9.93±1.40 | 11.57±1.31 |
65-69 Perempuan | 10.15±2.91 | 14.19±4.67 |
70-74 Laki-laki | 10.45±1.85 | 12.23±1.88 |
70-74 Perempuan | 10.37±2.23 | 14.27±5.22 |
75-79 Laki-laki | 10.48±1.59 | 11.82±5.22 |
75-79 Perempuan | 10.98±2.68 | 15.29±5.08 |
Penjelasan 6: Barthel Index
Nama Pasien : Pemeriksa: Tanggal:
Aktivitas | Skor | ||
Makan | |||
0 =Tidak mampu | |||
5 =Memerlukan bantuan memotong, mengoles | 0 | / 5 | / |
mentega, dll, atau memerlukan modifikasi diet | 10 | ||
10 =Independen |
Aktivitas | Skor |
Mandi0 = Bergantung pada orang lain 5 = Independen | 0 **/**5 |
Grooming0 = Perlu bantuan dalam perawatan diri5 = Independen merawat wajah/rambut/gigi/cukur | 0 **/**5 |
Berpakaian0 = Bergantung pada orang lain5 = Dibantu, namun dapat melakukan separuhnya sendiri10 = Independen (termasuk kancing, resleting, tali,dll) | 0 / 5 / 10 |
Buang Air Besar0 = Inkontinen (atau perlu bantuan enema) 5 = Kadang tidak terkontrol10 = Terkontrol | 0 **/ 5 /**10 |
Buang Air Kecil0 = Inkontinen (atau terpasang kateter) 5 = Kadang tidak terkontrol10 = Terkontrol | 0 / 5 / 10 |
Penggunaan Toilet0 = Bergantung kepada orang lain5 = Perlu bantuan, namun dapat melakukan sebagian sendiri10 = Independen (melepas pakaian, cebok,berpakaian) | 0 / 5 / 10 |
Transfer **(Ranjang ke kursi dan kembali ke ranjang)**0 = Tidak mampu, tidak ada keseimbangan duduk5 = Bantuan besar (1-2 orang, bantuan fisik), dapat duduk10 = Bantuan kecil (verbal atau fisik)15 = Independen | 0 **/ 5 / 10 /**15 |
**Mobilitas (Pada permukaan rata)**0 = Imobil atau < 45,72 meter |
Aktivitas | Skor | ||
5 = Kursi roda independen, termasuk belok, >45, 72 meter10 = Berjalan dibantu 1 orang, >45.72 meter15 = Independen (namun dapat menggunakan bantuan, seperti tongkat), >45,72 meter | 0****15 | / 5 | / 10 / |
Naik Tangga0 = Tidak mampu5 = Perlu bantuan 10 = Independen | 0 | / 5 | / 10 |
Total Skor (0-100):
Interpretasi hasil Barthel Index:
100 : mandiri
60-95 : Ketergantungan ringan 45-55 : Ketergantungan sedang 25-40 : Ketergantungan berat 0-20 : Ketergantungan total
Catatan:
dalam menginterpretasi barthel index perlu untuk menghindari penilaian kemampuan pasien berdasarkan pemeriksaan fisik saat itu. Barthel-Index harus dinilai berdasarkan kemampuan pasien sesungguhnya.
Penjelasan 7: Uji Fungsi Menelan
Self-Test Untuk Gangguan Menelan (Dysphagia Self-Test)
Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan umum yang berkaitan dengan menelan. Mohon dibaca setiap pertanyaan di bawah dan lingkari “Ya” atau “Tidak”disamping setiap pertanyaan. Jika sudah selesai menjawab seluruh pertanyaan, ikuti petunjuk penilaian dibawah.
-
Apakah terkadang makanan melewati saluran yang salah? Ya Tidak
-
Apakah suara anda terkadang seperti berkumur atau basah ketika anda makan?
Ya Tidak
c. Apakah makan terkadang kurang dapat dinikmati seperti biasanya?
Ya Tidak
d. Apakah anda terkadang kesulitan membersihkan makanan dari mulut dengan 1 kali menelan?
Ya Tidak
e. Apakah anda terkadang merasa makanan tersangkut di tenggorokan?
Ya Tidak
f. Apakah anda mengalami pneumonia atau penyakit pernafasan lain berulang kali?
Ya Tidak
g. Apakah pernah berat badan anda turun tanpa mencoba menurunkannya?
Ya Tidak
h. Apakah anda seringkali kesulitan menelan obat?
Ya Tidak
i. Apakah anda seringkali tersedak atau batuk saat menelan makanan padat atau cairan?
Ya Tidak
j. Apakah anda seringkali kesulitan menelan makanan atau minuman tertentu?
Ya Tidak
Hitung jawaban “Ya” anda
Tambahkan 2 poin jika anda menjawab “Ya” pada pertanyaan 1,2,dan
3
Tambahkan 2 poin jika anda menjawab “Ya” pada pertanyaan 3,4, dan 5
2 | poin | jika | usia | anda | 70-74 | |
3 | poin | jika | usia | anda | 75-79 | |
4 | poin | jika | usia | anda | 80-85 | |
nilai |
*Apabila total nilai anda 7 atau lebih, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter. bawa hasil self-test ini ke dokter anda.
TOR-BSST (Toronto Bedside Swallowing Screening Test) TORONTO BEDSIDE SWALLOWING SCREENING TEST
Tanggal: (mm/dd/yyyy) Waktu : (hh/mm)
A) Sebelum intake cairan:(tandai kolom abnormal atau normal untuk masing- masing uji)
- Minta pasien mengatakan ‘ah’ dan nilai kualitas suara
- Minta pasien untuk menjulurkan lidah dan menggerakannya ke kedua sisi
B) Intake cairan:
Dudukan pasien pada posisi tegak dan berikan minum air. Minta pasien
untuk mengatakan “ah” setelah tiap kali minum.
Tandai abnormal jika ada tanda- tanda berikut: batuk, perubahan kualitas suara atau ngeces (drooling). Jika abnormal, hentikan intake air dan lanjutkan ke poin C.
Batuk saat/setelahmenelan | Perubahan suara setelahmenelan | Ngeces/drooling saat/setelahmenelan | Normal | |
Swallow 1 | ||||
Swallow 2 | ||||
Swallow 3 | ||||
Swallow 4 | ||||
Swallow 5 |
Swallow 6 | ||||
Swallow 7 | ||||
Swallow 8 | ||||
Swallow 9 | ||||
Swallow 10 | ||||
Cup Drinking |
C) Setelah intake cairan:
Minta pasien mengatakan”ah” lagi dan nilai kualitas suara
Petunjuk untuk melakukan uji Toronto Bedsite swalowing Screening Test
Sebelum memulai skrining, pastikan:
· Air minum dalam cangkir dan sendok teh telah tersedia
· Mulut pasien bersih
· Pasien duduk tegak sudut 90 derajat
A. Sebelum Intake cairan:
- “Saya ingin anda ucapkan “ah” selama 5 detik menggunakan suara normal anda”
a. Contohkan “ah” kepada pasien.
b. Ingatkan untuk tidak menyenandungkan “ah” atau
menggunakan suara kecil.
c. Dapat juga menyuruh pasien memanjangkan silabel terakhir dari kata Ottawa.
d. Perhatikan suara pasien saat berbicara. Jika suara pasien berbeda saat mengatakan “ah”, instruksikan pasien untuk menggunakan suara normal.
e. Yang perlu diperhatikan adalah breathiness, gurgles, hoarseness, atau whisper quality dari suara. Jika anda menemukan salah satu dari hal diatas, walaupun ringan, nilai abnormal.
- “buka mulut anda, julurkan lidah sejauh mungkin. Gerakan lidah ke kiri-kanan mulut berulang- ulang.
a. Julurkan lidah. Peragakan gerakan lidah ke kiri dan ke kanan mulut berulang-ulang kepada pasien.
b. Yang perlu diperhatikan adalah adanya deviasi dari lidah ke satu sisi saat dijulurkan, atau adanya kesulitan menggerakan lidah ke salah satu sisi. nilai abnormal jika anda menemukan salah satu hal diatas. Jika pasien tidak bisa menjulurkan lidah sama sekali, juga dinilai abnormal.
B. Menelan air:
- Berikan pasien 10 x 1 sendok teh air untuk diminum. Ingatkan pasien untuk mengucapkan “ah” setelah menelan tiap sendokan. Jika normal, berikan cangkir kepada pasien untuk diminum langsung.
a. Pasien harus selalu disuapi 1 sendok teh air
b. Pastikan sendok teh penuh berisi air.
c. Palpasi tenggorokan secara ringan pada beberapa kali menelan pertama untuk memonitor gerakan laring.
d. Yang perlu diperhatikan adalah batuk, ngeces(drooling) atau perubahan suara pasien karena wetness, hoarsness, dll. Jika anda menemukan hal diatas, tandai pada kolom yang ada, dan hentikan uji menelan air.
e. Jika anda melihat sesuatu yang terlihat seperti batuk yang tertahan, tandai ini sebagai batuk.
C. Suara setelah menelan air:
-
Tunggu satu menit setelah akhir uji menelan air (anda dapat menggunakan waktu ini untuk membereskan peralatan, mengisi formulir)
-
Minta pasien untuk mengatakan “ah” seperti pada awal uji menelan.
D. Final Scoring:
Jika salah satu item dalam uji ditandai sebagai abnormal, pasien dinilai gagal/Failed.