Jahit Luka
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: mampu melakukan tindakan anestesi sesuai kompetensi dokter di pelayanan primer.
Alat dan Bahan
a. Drape steril
b. Needle holder
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirurgis
e. Gunting operasi
f. 1 benang reabsorbable dengan jarum bulat (autraumatic needle)untuk menjahit lapisan dalam
g. Benang non-reabsorbable dengan jarum lancip untuk menjahit kulit
h. 10 Kain kassa steril 10 cm
i. Disinfektan
j. Anestesi lokal
k. Material perban
l. Gunting perban
Teknik Tindakan Jahitan dasar
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
b. Minta pasien untuk berbaring
c. Tanyakan riwayat alergi tentang obat anestesi atau iodine
d. Tempatkan cahaya ke area luka yang akan dijahit
e. Disinfeki luka dan area-area disekitarnya
f. Cuci tangan 7 langkah dan pakai sarung tangan steril
g. Tutup luka dengan drape steril
h. Berikan anestesi lokal atau blok saraf lokal dengan metode oberst, tunggu sampai anestesi bekerja
i. Taruh jarum bulat di bagian depan dari needle holder, kurang lebih jepit di setengah badan jarum
j. Pegang pinset chirurgis seperti memegang pensil dengan satu tangan. Tangan yang lainnya memegang needle holder yang tadi sudah terpasang jarum
k. Dengan menggunakan pinset, pegang ujung luka di tempat yang terjauh untuk meminimalisasi kerusakan jaringan, bagian pinset yang memiliki satu gigi harus berada di tepi luka dan bagian dengan dua gigi harus berada di kulit
l. Posisikan jarum tegak lurus terhadap kulit kurang lebih 0,5 cm dari tepi luka dan masukkan ke dalam kulit
m. Dengan pergerakan tangan supinasi, bawa jarum menuju tepi luka dengan gerakan seperti busur panah, mirip dengan lekukan jarum. Untuk luka yang tidak melampaui kutis dan tidak ada ketegangan di tepi lukanya, langsung saja melangkah ke langkah 18. Untuk luka yang dalam, langkah penjahitan ada
2 langkah (buat jahitan dari tepi luka ke tengah luka, lalu pindahkan needle holder ke ujung jarum yang telah melewati tepi luka dan lanjutkan dari tepi luka yang berlawanan hingga keluar ke tepi luka)
n. Buka needle holder dan tarik jarum menuju ke luka
o. Tarik jarum melalui kulit dan keluar dari luka dalam jalur melengkung
p. Reposisi jarum di posisi yang benar di needle holder
q. Tarik benang melalui kulit, tinggalkan panjang yang cukup untuk nanti dijahit (sekitar 2 cm jika diikat dengan needle holder atau 10 cm jika diikat dengan tangan)
r. Dengan menggunakan pinset, pegang ujung luka yang paling dekat dengan kita dan putar batas luka ke arah luar
s. Dengan pergerakan melengkung, masukkan jarum ke batas luka dan bawa sedalam mungkin sampai ke dasar luka dan bawa kembali ke atas sampai ujung jarum terlihat menembus kulit
t. Buka needle holder saat berdekatan dengan luka dan gunakan untuk memegang kembali jarum di bagian luar dari kulit
u. Tarik jarum dengan bentuk melengkung melalui kulit dengan menggunakan pinset untuk memfiksasi titik keluar jarum di luka
v. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, pegang jarum dengan aman dan hati-hati, lalu buka needle holder
w. Ikat benang menjadi simpul dengan bantuan needle holder
Jahitan donati
a. Tetapkan titik pertama masuk 1 cm dari batas luka dan menembus seluruh kutis
b. Jahit dalam 2 langkah dan keluar di batas luka yang berlawanan, simetris dari jahitan pertama
c. Buat titik masuk kedua di sisi yang sama dari tempat keluar benang yang terakhir, dekat dengan batas luka tetapi masuk superfisial( ± 1 mm dalamnya) melalui kulit
d. Masuk ke batas luka yang berlawanan secara intrakutan dan munculkan lagi jarum di dekat tepi luka
e. Buat simpul di atas titik masuk yang pertama
Jahitan intrakutan
a. Tetapkan titik masuk pertama bersama dengan ekstensi luka ± 1 cm dari permulaan luka
b. Bubuhkan benang ke kulit dengan mengikat jahitan di ujung
c. Masukkan jarum di ujung luka
d. Masukkan jarum secara intrakutan di salah satu batas luka
e. Keluarkan intrakutan dan masukkan lagi intrakutan di batas luka yang berlawanan arah
f. Lakukan terus seperti ini (zig-zag) sampai mencapai ujung dari luka
g. Titik keluar yang terakhir harus bersama dengan penarikkan seleuruh garis luka hingga tepi satu bertemunya dengan tepi lainnya
h. Bubuhkan kembali jahitan di ujung lukanya dan ikat
Analisis Hasil Tindakan
a. Jarum jahitan terbuat dari material yang dapat diabsorbsi dan yang tidak diabsorbsi
b. Kedua kategori tersebut mengandung monofilamen dan multifilamen
c. Ketebalan benang : 6 – 5 – 4 – 3 – 2 – 1 – 0 – 00 – 000 – 0000 –
00000 – 000000 (diameter dalam 0, dimana semakin tinggi angka semakin tipis)
d. Dalam praktek sehari-hari 3/0 atau 4/0 digunakan untuk jahitan simpel (5/0 digunakan untuk bagian wajah), 3/0 yang reabsorbable digunakan untuk subkutan
e. Dalam memilih benang jahitan harus memikirkan beberapa aspek sebagai berikut:
-
Kekuatan regangan
-
Keamanan simpul
-
Reaksi jaringan
-
Aksi kapiler
-
Reaksi alergi
f. Jahitan intrakutan harus memenuhi kriteria
-
Tidak ada tarikan di batas luka
-
Kondisi luka harus aman dari kontaminasi
-
Ujung-ujung luka harus lurus
Referensi
Prof. Stapert J, Dr. Kunz M. Skills in Medicinie: Minor Surgery.
Mediview: Maastricht University, Netherlands, 2009, p 15, p 41-47