Bebat Kompresi Pada Vena Varikosum
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: mampu melakukan bebat kompresi pada varises. Alat dan Bahan: Perban elastik
Teknik Pemeriksaan
Prinsip terapi kompresi harus:
a. Meluas dari alas kaki atau jari ke tuberositas tibia
b. Menggunakan kompresi yang cukup
c. Tekanan menurun, dari ankle ke arah betis
d. Tekanan yang sama sepanjang kontur anatomis tungkai
e. Memelihara tekanan tetap sama hingga bebat diganti
f. Memelihara tungkai pada posisi awal selama pemakaian terapi
g. Tidak menyebabkan iritasi juga alergi
h. Nyaman
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Terapi kompresi dengan perban elastik adalah terapi dasar untuk insufisiensi vena kronis
b. Cara ini berfungsi sebagai katup vena yang membantu pompa otot betis untuk mencegah kembalinya aliran darah vena, edema kaki dan bocornya fibrin sehingga mencegah pembesaran vena lebih lanjut
c. Pemakaiannya harus tepat dari telapak kaki sampai bawah lutut dengan kompresi sekitar 30-40 mmHg
Referensi
Sjamsuhidajat R, dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. EGC: Jakarta. 2007. Hal 582-585.
Keterampilan Prosedural Lain
- Peresepan Rasional Tingkat Kompetensi: 4A
Tujuan: Melakukan langkah peresepan yang rasional Alat dan bahan: -
Teknik Tindakan
a. Menentukan masalah pasien
Pemeriksa menetapkan diagnosis kerja pada pasien yaitu berangkat dari keluhan utama, dilanjutkan dengan anamnesis
yang dalam, pemeriksaan fisik serta, pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis setepat mungkin.
b. Menentukan tujuan pemberian obat
Setelah diagnosis kerja ditegakkan, pemeriksa menentukan apa yang perlu ditangani dengan obat.
c. Memilih obat yang sesuai dengan tujuan pengobatan
Apabila pemeriksa sudah menentukan terapi tertentu yang paling efektif, cocok, aman dan murah untuk satu jenis penyakit, nilai kembali apakah obat tersebut cocok untuk pasien yang dihadapi. Apakah pada kasus dan kondisi pasien ini obat yang akan diberikan juga efektif dan aman?
d. Memulai terapi
Sebelum memberikan obat, pemeriksa harus memberikan penjelasan mengapa pengobatan tersebut penting. Gunakanlah bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.
e. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan
Berikan juga informasi mengenai obat yang diberikan, cara pakai obat, efek obat, efek samping yang mungkin terjadi, interaksi obat dengan makanan atau obat lain dan lamanya minum obat serta informasi dan peringatan penting lainnya. Setelah memberikan penjelasan, tanyakan kembali apakah pasien sudah mengerti mengenai penjelasan yang diberikan. Minta pasien untuk mengulang informasi yang penting.
f. Memonitor (menghentikan terapi)
Apabila pasien tidak berkunjung kembali, kemungkinan kondisinya sudah membaik. Tetapi terdapat tiga kemungkinan lain tentang hasil pengobatan:
-
obat tidak efektif
-
obat tidak aman bagi pasien tersebut, misalnya karena efek samping yang mengganggu
-
obat tidak cocok atau menyusahkan pasien tersebut, misalnya jadwal minum obat yang sulit diikuti atau rasa obat yang tidak enak.
Apabila gejala terus berlanjut, pemeriksa perlu menilai kembali sudahkah semua langkah di atas dikerjakan dengan benar? Apakah diagnosisnya sudah benar, pilihan obatnya sudah benar, dan monitoring terapi yang diberikan sudah benar?
Referensi
Guide to good prescribing – a practical manual [Internet]. 1994 [cited 2014 Mei 2]. Available from: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jwhozip23e/1.html
- Pungsi Vena Pada Dewasa Tingkat Pemeriksaan: 4A
Tujuan: mampu melakukan pengambilan darah di pembuluh vena Alat dan Bahan
a. Spuit disposable 10 ml
b. Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb
c. Torniquet (alat ikat pembendungan)
d. Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum
e. Kotak pendingin untuk membawa darah dan serum
f. Antikoagulan EDTA
g. Kapas alkohol 70%
h. Air bebas ion dan larutan HNO3
Teknik Tindakan
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
b. Cuci tangan 7 langkah
c. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dengan cara berputar dari dalam keluar dan biarkan sampai kering.
d. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik.
e. Bila sisi yang akan diambil darah ada infus, ambil sisi sebelahnya untuk diambil darah
f. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
g. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan pasien diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat.
h. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
i. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas.
j. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap ke bawah. Agar aliran bebas responden
diminta untuk membuka kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.
k. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).
l. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah lagi.
m. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester. Analisis Tindakan
Pengambilan spesimen tidak boleh dilakukan pada vena-vena yang melebar (varises)
Darah yang diperoleh pada varises tidak menggambarkan biokimiawi tubuh yang sebenarnya karena darah yang diperoleh adalah darah yang mengalami stasis.
Referensi
Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Edisi 5. Jakarta: EGC. 2005.