Anestesi (Infiltrasi, Blok Saraf Lokal, Topikal)
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: mampu melakukan anestesi sesuai kompetensi dokter di pelayanan primer.
Alat dan Bahan
a. Disinfektan (povidon iodine)
b. Spray ethyl chloride
c. Spuit 2 cc dan 5 cc
d. Jarum aspirasi untuk obat anestesi
e. Jarum halus untuk infiltrasi
f. Deksametason 5 mg = 1 ml IV
g. Epinefrin 1 mg = 1ml, 0,3 ml IM
Teknik Tindakan
a. Anestesi infiltrasi
-
Tanyakan riwayat alergi pasien terhadap obat anestesi
-
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
-
Minta pasien untuk berbaring
-
Pilihlah obat untuk anestesi (lidokain 0,5-1% dengan atau tanpa epinefrin)
-
Aspirasi obat anestesi, tergantung tempat yang akan di anestesi dan banyaknya cairan yang akan diambil (5-10 ml)
-
Disinfeksi area yang akan di injeksi
-
Gunakan spuit jarum halus untuk melakukan infiltrasi
-
Posisikan jarum di tempat yang akan dimasuki (untuk luka di ujung luka dan segaris dengan axis longitudinalnya, untuk tumor kecil atau lesi kulit di kedua sisi area yang akan diangkat, di luar tumor)
-
Konfirmasi dengan aspirasi bahwa jarum tidak masuk ke vena
-
Buat depot subkutan dari anestesi lokal dengan injeksi secara perlahan (tarik kembali jarum secara perlahan). Pertama injeksi area kutan, lalu injeksikan di tempat yang lebih dalam. Untuk eksisi atau batas jahitan luka, depot subkutan harus dibuat di jaringan subkutis di batas luka. Untuk eksisi tumor, injeksi harus dilakukan di sekitar kulit yang akan di eksisi dengan bentuk diamond (blok area). Depot juga dibuat di bawah tumor dan kmembuatnya makin terlihat ke atas.
-
Observasi pasien untuk alergi atau reaksi keracunan saat memasukkan obat anestesi.
-
Tunggu sampai semua stimulus nyeri yang diberikan teranestesi sebelum memulai tindakan operasi.
b. Blok Saraf Lokal (metode Oberst)
-
Tanya pasien tentang riwayat alergi terhadap iodin atau anestesi lokal
-
Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
-
Minta pasien untuk berbaring
-
Aspirasi 2 ml anestesi lokal
-
Disinfeksi area yang akan diinjeksi
-
Jalan masuk jarum halus adalah dorsal ke satu sisi ke dasar falang, distal dari sendi metakarpofalangeal atau sendi metatarsophalangeal.
-
Arah dimana jarum diinjeksi adalah dari dorsal menuju ke palmar atau plantar.
-
Infiltrasi dilakukan dengan injeksi 0,5 ml sejajar dengan cabang saraf sensori. Injeksi perlahan untuk memastikan bahwa tidak ada ketegangan yang berlebihan di jaringan sekitarnya.
-
Masukkan jarum lebih ke dalam ke arah volar dan injeksikan di tempat cabang saraf sensori volar lagi anestesi lokal sebanyak 0,5 ml
-
Tarik jarum ke titik tepat di bawah kulit
-
Dengan menggunakan titik masuk original, masukkan jarum ke arah dorsal dari falang, di bawah kulit, melewati sisi sebelahnya dari jari tangan atau jari kaki dan buat depot subkutan sebanyak 0,5 ml setinggi titik masuk kedua
-
Berikan anestesi menurut langkah 6-9 di nervus sensorik dorsal dan volar di sisi kontralateral dari falang
-
Tunggu 5-10 menit sampai anestesi menghasilkan efek
c. Anestesi topikal Tujuan
Pemberian terapi anestesi topikal untuk berbagai indikasi sebagai alternatif anestesi injeksi.
Teknik Tindakan
-
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
-
Lakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
-
Berikan agen anestesi topikal sesuai indikasi.
Tabel 17. Agen anestesi topikal
Agen | Konsentrasi | Dosis****Maksimum | Onset****Kerja | Durasi | Kategori****Kehamilan |
Kulit yang | |||||
intak | |||||
EMLA | Lidokain | 20 g/ | 60-120 | 180 menit | B (patch |
cream | 2.5% | 200cm2 | menit | belum | |
untuk usia | diteliti | ||||
7-12 tahun | untuk | ||||
dan BB >20 | kehamilan) | ||||
kg | |||||
Lidokain 5% | 420 cm2 (3 | Maks 12 | B | ||
Patch | pcs) | jam |
Ethyl chloride | Pendingin kulit | menit | 1 | sementara - | |||
spray | |||||||
Membran | |||||||
mukosa | |||||||
Xylocain | |||||||
· Gel | Lidokain 2% | 300 | mg | 2-5 | 15-45 B | ||
(dewasa), | menit | menit | |||||
· Cair | Lidokain 5% | 100 | mg | 1-2 | 15-20 | ||
(anak) | menit | menit | |||||
· Salep | Lidokain 2.5%, 5% | 2 menit | |||||
Mata | |||||||
Pantocain | Tetracaine | 50 | mg | 20 | 15-20 | C | |
sol. | 0.5% | (dewasa) | detik | menit | |||
Analisis Tindakan/Perhatian
-
Spray ethyil chloride bisa berubah menjadi api ketika disemprotkan jika kontak dengan api atau koagulasi elektrik. Gunakan spray dengan memegangnya secara vertikal, semprotkan di area yang akan dilakukan tindakan sampai muncul lapisan-lapisan putih dan lakukan insisi saat lapisan-lapisan putih tersebut masih terlihat.
-
Anestesi lokal dengan spray ethyil chloride digunakan terbatas hanya pada intervensi minor yang dapat dilakukan dengan cepat.
-
Pada anestesi infiltrasi jangan gunakan dosis melebihi dosis maksimum.
-
Hindari injeksi intravena dan bersiap untuk rekasi alergi atau keracunan.
-
Injeksikan secara perlahan untuk mengurangi nyeri yang tidak perlu.
-
Jika diperlukan injeksi dari satu, usahakan untuk memlakukan injeksi berikutnya di tempat yang sudah teranestesi.
Referensi
a. Prof. Stapert J, Dr. Kunz M. Skills in Medicinie: Minor Surgery.
Mediview: Maastricht University, Netherlands, 2009, p 35-37.
b. Pfenninger JL, Fowler GC. Pfeningger_&_Fowler’s__procedures__for
primary care. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier, 2011; p. 59-63