Pemeriksaan Fisik Kulit, Mukosa dan Kuku
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: melihat dan menilai kelainan kulit dan jaringan penunjang Alat dan Bahan: -
Teknik Pemeriksaan Kulit
Inspeksi dan palpasi
a. Warna à lihat apakah banyak peningkatan pigmentasi, hilangnya pigmentasi, kemerahan, pucat, sianosis dan kekuningan di kulit
b. Kelembaban à lihat dan rasakan apakah kulit pasien kering, banyak keringat atau berminyak
c. Suhu à dengan menggunakan punggung jari tangan untuk memeriksa ini. Sebagai tambahan untuk mengidentifikasi kehangatan generalisata atau kulit yang dingin, catat temperatur di setiap tempat yang kemerahan
d. Tekstur à nilai dan rasakan kelembutan atau kekasaran kulit pasien
e. Turgor dan mobilitas à angkat sedikit dari lipatan kulit dan catat kemudahannya dalam terangkat dan kembali ke bentuk semula
Lesi kulit
Observasi setiap kelainan yang ditemukan
a. Tentukan lokasi anatomi dan distribusinya di tubuh à generalisata, lokal, universalis, difus, sirkumskripta, unilateral, bilateral, regional
b. Pola dan bentuk à liniar, anular, arsinar polisiklik, korimbiformis
c. Tipe lesi kulit à setinggi permukaan (makula), diatas permukaan kulit (urtika, vesikel, bula, kista, pustul, papul, nodus), lesi sekunder (ekskoriasi, krusta, skuama, erosi)
d. warna
Rambut
Inspeksi dan palpasi rambut. Catat kuantitas, distribusi rambut dan teksturnya.
Kuku
Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kuku jari kaki. Lihat warna, bentuk dan kelainan bentuk. Garis longitudinal seperti pigmen mungkin dapat terlihat pada orang normal dengan kulit yang lebih gelap
Analisis Hasil Pemeriksaan
a. Pucat yang terjadi oleh karena penurunan kemerahan akibat anemia dan kekurangan aliran darah, yang biasa terjadi pada orang yang sering pingsan atau insufisiensi arteri.
b. Penyebab sianosis sentral adalah penyakit paru lanjut, penyakit jantung kongenital, dan hemoglobinopati.
c. Sianosis di gagal jantung kongestif sering perifer, merefleksikan menurunnya aliran darah, tetapi di edema paru kemungkinan sentral. Obstruksi vena mungkin menyebabkan sianosis perifer.
d. Jaundice menandakan penyakit hepar atau hemolisis dari sel darah merah yang terlalu banyak.
e. Kulit kering pada hipotiroid, kulit berminyak pada jerawat.
f. Kehangatan kulit generalisata ada pada demam, kulit dingin pada hipotiroid, kehangatan lokal akibat inflamasi atau selulitis.
g. Kulit keras pada hipotiroid, kulit seperti beludru pada hipertiroid.
h. penurunan mobilitas pada edema dan skrofuloderma, penurunan turgor akibat dehidrasi.
i. Banyak penyakit kulit punya distribusi yang tipikal. Jerawat berada di wajah, dada bagian atas dan punggung. Psoriasis sering pada lutut, siku dan punggung bawah dan infeksi kandida pada area-area lipatan.
j. Vesikel yang unilateral dan bersifat dermatom khas pada herpes zoster.
k. Kemerahan lokal di kulit menandakan akan terjadi nekrosis, walaupun beberapa luka akibat tekanan dalam terjadi tanpa didahului oleh kemerahan.
l. Alopesia artinya rambut rontok, bisa difus, bercak atau total. Rambut yang jarang pada hipotiroid, rambut yang lembut seperti sutra pada hipertiroid.
Referensi
Bickley, LS. Szilagyi PG: Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking, 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins, China, 2009, p 168-170