Pemeriksaan Efloresensi Kulit
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan: mampu menilai kelainan kulit yang terlihat dengan objektif.
Alat dan Bahan: - Teknik Pemeriksaan
Efloresensi terdiri dari efloresensi primer dan sekunder. Efloresensi primer, yaitu:
-
Makula: kelainan kulit berbatas tegas setinggi permukaan kulit, berupa perubahan warna semata-mata.
-
Papula: penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter <0,5 cm dan berisi zat padat.
-
Plak: peninggian di atas permukaan kulit, permukaan rata
dan berisi zat padat, diameter ≥2 cm
-
Urtika: edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan.
-
Nodus: massa padat sirkumskrip, terletak di kutan dan subkutan, dapat menonjol.
-
Nodulus: nodus yang berukuran <1 cm
-
Vesikel: gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran <0,5 cm garis tengah, mempunyai dasar. Vesikel yang berisi darah disebut vesikel hemoragik.
-
Bula: vesikel yang berukuran lebih besar, disebut juga dengan bula hemoragik, bula purulen dan bula hipopion.
-
Pustul: vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel disebut dengan vesikel hipopion.
-
Kista: ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel. Kista tidak terbentuk karena peradangan, namun dapat terjadi radang.
-
Tumor: penonjolan di atas permukaan kulit yang merupakan pertumbuhan sel atau jaringan tubuh.
Efloresensi sekunder, yaitu:
-
Skuama: lapisan stratum korneum terlepas dari kulit, dapat berbentuk seperti tepung atau tebal dan luas, seperti kertas. Bentuknya dibedakan menjadfi pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamellar (berlapis), membranosa atau eksfoliativa (lembaran-lembaran) dan keratotik (terdiri dari zat tanduk)
-
Krusta: cairan badang yang mongering, dapat bercampur dengan jaringan nekrosis maupun benda asing. Warna
krusta terdiri dari kuning muda (dari serum), kuning kehijauan (dari pus), kehitaman (dari darah).
-
Erosi: kelainan kulit yang disebabkan jaringan yang tidak melampaui stratum basal.
-
Ulkus: hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki dasar, dinding, tepid an isi.
-
Sikatriks: terdiri dari jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks dapat berbentuk atrofik (kulit mencekung) dan hipertrofik (menonjol). Jika sikatriks hipertrofik melebihi batas luka disebut dengan keloid.
-
Abses: kumpulan nanah dalam jaringan atau kutis/subkutis.
-
Likenifikasi: penebalan kulit hingga garis-garis lipatan atau relief kulit tampak lebih jelas.
Efloresensi khusus antara lain adalah kanalikuli, milia, komedo, eksantema, telangiektasi, vegetasi, raseola, dst.
Analisis Hasil Pemeriksaan
-
Makula ditemui pada melanoderma, leukoderma, ekimosis, petekie.
-
Papul ditemui pada dermatitis atau eksim, keratosis folikulari, veruka vulgaris.
Referensi
Djuanda A, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. 2007. Hal 96-97.